Dapur di Ruang Depan, Kenapa Tidak?

Dapur di Ruang Depan, Kenapa Tidak?

11 comments

Dapur di ruang depan, kenapa tidak? Dulu, saya pernah tinggal di Jepang. Saat itu tahun 2002. Saya baru dikaruniai seorang anak. Anak 
pertama saya waktu diboyong ke sana baru berusia 7 bulan. Waktu itu, saya tinggal di sebuah apartemen. Riri Haitsu namanya, di kota Utsunomiya. Sempat kaget juga mendapati dapur di apartemenku itu berada di ruangan depan. Begitu membuka pintu, lho, dapur kok di ruang depan? Kalau ada tamu, gimana coba? 


My hubby dan S1 di dapur tahun 2002

Ahaahaha suami saya nyengir lihat ke-ndesoan saya. 

Yah, gimana enggak kaget. Lha, biasanya di Indonesia kan, dapur di belakang, tersembunyi di pojokan ruangan. Tidak terlihat dari depan rumah. Saru atau tabu, katanya. Dulu dapur nenek saya, dapur mamah saya, dapur tetangga saya, dapur rumah kost saya, semuanya ada di belakang. Kalau ada yang mau ke dapur, pasti pamitnya, "Maaf ya, saya mau ke belakang dulu." Nah! Kann ...

Dapur kita di belakang, kann? Coba deh periksa rumahnya, dapur ada di mana? Belakang, toh? Jadi kesannya, dapur itu tempat yang perlu disembunyikan dari pandangan mata orang lain. Tempat yang kotor.Tempat yang kalau perlu jangan sampai orang masuk ke dapur kita. Iya, ga? hihii sampai ada istilah, jangan biarkan orang masuk ke dapur kita! eh itu mah beda makna ya hihihi

Yah, selama ini kesannya, dapur itu tempat yang rahasia sekali, hingga penempatannya juga diletakkan di bagian belakang rumah. Iya, kalau ada halaman belakang yang lapang dan indah. Kalau tidak ada bagaimana? Oh betapa menderitanya orang yang masak di dapur. Sudahlah tidak ada jendela, masak menghadap ke tembok pula. Udara panas membara, bikin sambel terasi. yo wes, mabok dah hahhaa


Dulu, saya kalau nyari rumah kost-kostan zamannya kuliah dulu, pasti saya lihat dulu dapur dan kamar mandinya. Kalau kotor, ogah! Katanya, dua hal itu jadi patokan standar kesehatan rumah. Jadi bener-bener banget nyari sampai akhirnya dapat juga rumah kost yang jadi idaman.

Nah, saat sampai di negeri si Oshin saya malah mendapatkan pengalaman yang amazing banget! Ga cuma kamar mandi yang keren banget tapi juga dapur yang diletakan di depan ruangan.

Waktu saya tinggal di Jepang, saya tinggal di sebuah apartemen dua lantai dengan 8 unit rumah. Saya kebetulan tinggal di bagian atas, di pinggir dekat tangga. Rumah itu berkamar 2, kedua kamar itu beroshire semua. Oshire tempat meletakan futon/alas tidur dan segala macam barang kita. Ada kamar mandi bersebelahan dengan WC. Kamar mandinya kecil tapi ada bath tub di dalamnya. Lumayan untuk mandi berendam air hangat jika musim dingin tiba. Dan sebuah dapur yang luas tepat di depan pintu masuk. Jadi kalau kita membuka pintu, taraaa ... dapur langsung kelihatan dari luar. 



dapur di jepang

Dapur itu berjendela geser yang besar dan berkipas angin di atasnya. Saya jarang membuka jendela selama memasak, malas memakai kerudung di dalam rumah hehhe Tenang saja, saya tidak pernah masak yang aneh-aneh kok, semacam sambal terasi, ikan asin dan sebangsanya yang mengundang bau yang sedap sekali. Jadi amanlah 


Manfaat Dapur di Ruang Depan


Setelah saya membiasakan diri memasak di dapur yang terletak di ruangan depan itu, saya pun sampai kepada kesimpulan bahwa dapur di ruangan depan akan memberikan dampak yang sangat baik sekali.


Pertama, dapur jadi bersih dan kinclong setiap hari.


Jika biasanya kita tidak peduli dengan keadaan dapur yang acak-acakan, maka sekarang kita akan berusaha membuat keadaan dapur aman terkendali. Bersih dan kinclong setiap saat. Yah, meskipun ga sampai segitunya sih. yang penting mah habis masak rapi lagi (meski kadang harus menunggu yayang bebeb pulang dari kampus, minta bantuan, sebab si Kk sedang caper banget)


penampakan kamar dengan oshire di dalamnya

Kedua, membalikkan paradigma bahwa dapur pun layak berada di ruangan depan. 


Dalam sebuah situs online tentang apartemen, saya menemukan, bahwa sekarang, di Indonesia pun konsep dapur digabungkan dengan ruangan depan mulai berjamur. Terutama di apartemen yang menginginkan sebuah rumah modern yang memiliki lahan kecil tapi minimalis. Selain juga memberikan hawa/ventilasi yang lebih luas bagi dapur dan saluran air yang lebih baik. Biasanya kan kondisi dapur yang jadi keluhan saluran air mampet, ventilasi yang tidak cukup dll. Hal itu tidak akan terjadi lagi jika dapur berada di depan ruang utama. Jadi saluran air akan ikut juga ke dalam saluran utama.

Dan yang terpenting, bye bye dapur kotor. Malu dong, ruang tamu bersih, dapur kok kayak kapal pecah hehhee



area dapur terlihat dari dalam kamar

Ketiga, memberikan warna baru dan pengalaman baru dalam proses berumah tangga. 


Bahwa, dapur yang identik milik perempuan/wanita/ibu/istri, akhirnya menjadi milik perempuan dan laki-laki, ayah dan ibu, nanti juga anak. Kita saling bekerjasama dalam menyiapkan makanan di dapur. Karena dapur tidak menjadi tempat yang "private" hanya khusus kalangan perempuan sahaja, tetapi sudah menjadi milik bersama.

Keempat, mengusir rasa takut saat sendirian di dapur. 


Kalau malam-malam masih nguplek di wingking/pawon sendirian kan takut ya. Coba kalau di ruangan depan, kan takut juga wkwkwk

Enggak dong, kalau dapurnya ada di depan, kita malah bisa masak terus ya di rumah. Kerasa lapar, masak. Enggak ada cemilan masak. Asyik, kan? Malah mungkin bisa memberikan kontribusi financial keluarga gara-gara dapur yang menyenangkan jadi seneng masak. Jadi deh katering 





ofuro/kamar mandi di apato kami


Kelima, saya bisa lebih rileks saat masak. 


Anak saya waktu itu baru berusia 9 bulan. Sedang ekplorasi kemana-mana. Jadi saat masak, bisa sambil memperhatikan si kecil. Kadang saya biarkan dia mengeluarkan semua alat masak dari dalam lemari. Agar dia anteng, jadi saya juga bisa anteng masak. Kebetulan di Jepang, tabung gasnya di luar rumah. Diletakan di bawah tangga. Jadi lebih tenang, karena tidak ada tabung gas di dalam rumah.


kakak main selama umi di dapur

Keenam, saat ada tamu, saya bisa langsung menghidangkan teh atau cemilan yang ada di rumah. 


Kita juga bisa lebih santai mengobrol di dekat dapur. Tapi saya jarang sih menerima tamu di dapur. Biasanya saya ajak ke salah satu kamar di dalam rumah. Enaknya di Jepang itu, kasurnya bisa dilipat. Lunak gitu. Habis dipakai bisa di jemur di beranda, terus dimasukan ke dalam oshire. Setelah itu kan kamar sudah tidak ada barang-barang, palingan pajangan. Jadi bisa menerima tamu di kamar. Kamar itu juga berfungsi sebagai ruang tamu. Tapi ... gawatnya kalau pas lagi enggak ada apa-apa nih ya hehhe Tapi orang Jepang atau teman-teman yang tinggal di Jepang kalau mau singgah ke rumah biasanya mereka membuat janji dulu kok, jadi aman. 

Hmm.. itulah kira-kira kesimpulan saya memiliki dapur di depan ruangan. Saya suka konsep seperti ini dibandingkan dapur yang ada di belakang rumah. Jadi kembali lagi, dapur di ruang depan, kenapa tidak, ya?



Saya, suami, kk S1 dan teteh S2 bersama Komori obaachan

InsyaAllah kalau ada rejeki, saya ingin membuat rumah yang konsep dapurnya seperti di Jepang ini, yah, minimal ada di tengah ruangan deh. Tapi aman tidak ya dengan tabung gas yang dikabarkan sering meledak itu? Atau kita kembali ke konsep alam aja? bikin api unggun di dalam rumah? 

Wallahu'alam 
Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com

Related Posts

11 comments

  1. Wah suami dulu mau buat dapurbdi ruang depan, tapi aku enggaknsetuju kalau ada hajatan susah bikin mondar mandirnya gimana? Lagian gak leluasa hahaha... Apa lagi mau bebas jilbab hehe baca ini kok seru banget lihat pintu rumah Jepang ya, pintu geser

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sih, kudu 24 jam pake jilbab dan pake baju rapi kalau di Indonesia ya. kalau di jepang mah aman. tamu biasanya bilang bilang kalau mau datang haha tetangga juga ga culamitan ((culamitan))) maksudnya engga slonong boy gitu lohh :D

      iya rata rata rumah di jepang jendela dan pintu kamarnya di geser. jadi ga menuhi tempat, simple seperti biasanya

      Delete
  2. Aku kalau desain rumah selalu meletakkan dapur di bagian depan atau sejajar dengan ruang tamu. jadi bisa masuk dari ruang tamu, bisa juga masuk dari carport langsung ke dapur. Jadi dapur punya jendela juga ke arah taman depan. Memudahkan untuk angkut belanjaan, melihat keadaan luar rumah sambil masak, gak berasa sendirian, dan gampang buang sampah. Lagi masak juga gak berasa seperti pembantu yang jauh di ruang belakang. Karena konsep rumah sekarang beralih ke ruang keluarga dan dapur sebagai jantung kegiatan seluruh penghuni rumah. Ngobrol, masak, nonton, bahkan menerima tamu, yang fungsinya mendekatkan seluruh anggota keluarga. Salam kenal mbak, senang ya punya pengalaman tinggal di Jepang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal kembali mbak, iya betul mbak, dengan dapur di depan justru kita menerima tamu dengan hangat ya. karena bisa langsung melayani

      Delete
  3. Saya pernah nemenin suami dinas, diinapkan di apartemen milik perusahaan. Dapurnya juga di ruang depan. Begitu masuk, langsung dapur baru ruang tamu :D

    ReplyDelete
  4. jepang itu semuanya tertata ya, berasa betah kalau udah tinggal di sana.

    ReplyDelete
  5. Saya termasuk yang membuat dapur di depan ketika bangun rumah. Dan selama ini merasa nyaman karena bisa menjaga kebersihan dapur dan bisa ngawasin anak-anak sambil masak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget mbak, karena dapur di depan justru membuat hangat di rumah yaa.

      Delete
  6. mbaaa
    kirain aku aja yang kaget gara2 dapur di depan xixixi
    mba sri gada rencana ke sini lagikah

    ReplyDelete

Post a Comment

iframe komentar