“Educating the mind without educating heart is no education at all” -aristoteles-
Hai,
Moms, apa kabar? Menurut Moms, melatih kecerdasan anak untuk mendukung daya pikirnya dengan bermain, bisa enggak, sih sesuai dengan harapan kita?
Yup, ternyata bisa banget, lho, Moms. Dalam artikel ini, kita akan mendapatkan beberapa informasi penting tentang cara melatih emosional anak untuk mendukung daya pikirnya dengan bermain.
Btw, saya mau curcol dulu, boleh, kan?
Yup, ternyata bisa banget, lho, Moms. Dalam artikel ini, kita akan mendapatkan beberapa informasi penting tentang cara melatih emosional anak untuk mendukung daya pikirnya dengan bermain.
Btw, saya mau curcol dulu, boleh, kan?
Belakangan ini, saya merasa mudah lelah sekali.
Jadi, aktifitas saya sekarang bertambah nih, Moms. Sudah dua minggu ini
saya mengajar ekskul Jurnalistik di sekolah anak saya yang ke-5 di SD Bening. Perjalanan ke
sekolah itu memang lumayan jauh dari rumah saya, sekitar 7 kilo. Saya mengajak
serta Saki juga karena saya tidak ada
yang menjaganya ketika saya mengajar.
Sehabis
keluar seharian itu, biasanya malam harinya saya menjadi cepat tidur tapi sambil
gelisah. Kalau sudah begitu, anak-anak mendekati saya. Anak yang nomor 4
memijat kaki. Anak nomor 5 memijat punggung. Saki memukuli punggung saya dengan
kedua tangannya yang kecil. Alhamdulillah, kalau sudah begitu, terhibur banget.
Anak-anak tahu uminya sedang kurang sehat dan mencoba meredakan sakit dengan
memijat bagian-bagian yang terasa pegal.
Ekskul jurnalistik kelas 3 SD Bening |
Kalau
sudah begitu, biasanya saya menjadi lebih sehat, karena perasaan saya bahagia.
Ternyata apa yang saya lakukan saat anak-anak sakit, memijat tubuh mereka,
mereka lakukan kepada saya ketika saya sakit. Alhamdulillah. Saya percaya,
anak-anak memiliki karakter baik, salah satunya empati. Jika karakter itu
distimulasi dengan baik, maka karakter baik itu akan muncul dengan sendirinya,
tanpa pamrih karena daya pikir mereka merespon apa yang mereka lihat dan
mengerjakan hal yang sama juga.
Itu
hal sederhana yang biasa saya lakukan bersama anak-anak.
credit: giphy dot com |
Terkadang
kita sebagai ibu kebingungan lebih penting mana sih? Meningkatkan kecerdasan
Intelektual (IQ) atau meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) ? Dan
masing-masing sudah bisa dipastikan merasa dengan pendapatnya masing-masing.
Ternyata, Moms, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional itu keduanya
penting, lho.
Fenomena
yang terjadi saat ini, ada ibu-ibu yang
sedih banget kalau anaknya gak rangking, gak berprestasi, gak masuk 10 besar,
gak juara sains, dan gak sedih ketika anaknya yang pintar dan cerdas ini
ngebully temannya, menyebut temannya bodoh, tidak mau berbagi, tukang pukul dan
lain sebagainya.
Kondisi
anak yang less empati itu dianggapnya biasa saja. Hal yang wajar yang terjadi
pada anak-anak. Suka denger ada yang bilang,
“Gapapa,
namanya anak-anak, pelit sekarang, nanti kalau udah gede, kan enggak.”
“Gapapa,
namanya juga anak laki-laki, mainnya kan pukul-pukulan, seru jadinya.”
Hmm
.. o..owww ..
Tahukah,
Moms, bahwa kecerdasan emosional (EQ) itu sama pentingnya lho dengan Kecerdasan
Intelektual (IQ). Jadi, keduanya harus sama-sama distimulasi, dirangsang,
dimunculkan agar anak menjadi anak yang memiliki kecerdasan yang lengkap.
Ini
yang saya tangkap dari materi yang disampaikan oleh Ibu Binky Paramitha
Iskandar, M.Psi, Psikolog dari RumahDandelion di acara Bebelac Family Date, pada hari
Jumat, 16 Agustus lalu. Acara ini merupakan rangkaian acara yang diadakan
Bebeclub untuk mendukung tumbuh kembang si kecil menjadi Anak Hebat dari Hati.
Sebelum acara ini, Bebeclub melakukan Kulwap bersama Ibu Binky Paramitha
Iskandar, M.Psi dan Talkshow secara live di laman sosial media Facebook Bebeclub.
Dalam
acara Family Date ini, saya mengajak Saki, putri saya berusia 2 tahun.
Alhamdulillah saya senang sekali, karena saya menjadi paham betapa pentingnya meningkatkan
kecerdasan emosional bersama-sama dengan kecerdasan intelektual, Saki juga
belajar sambil bermain bersama kakak-kakak dari Rumah Dandelion. Banyak
permainan yang Saki ikuti, dari mulai mendengarkan cerita, menegikuti permainan
untuk mengasah empati anak dan menghias donat.
Acara
ini diadakan oleh Bebelac untuk mendukung tumbuh kembang anak menjadi Anak
Hebat dari Hati. Karena karakter hebat seorang anak tu bermula dari rasa empati
anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional akan sukses dalam masa depannya.
Apa sih yang dimaksud dengan
Kecerdasan Emosional?
Kecerdasan Emosional (Emotional
Quotient) adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain, memilih dan memilah semuanya dan
menggunakan informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan (Salovey dan Meyer ).
Secara
sederhana, Kecerdasan Emosional adalah adalah kemampuan seseorang untuk
menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
Emosi
sendiri diartikan oleh Daniel Goleman, perasaan dan pikiran yang khas, pada
suatu keadaan bilogis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.
Apakah anak yang cerdas secara
emosi dapat meningkatkan daya pikirnya?
Ibu
Binky menyampaikan bahwa Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional,
sama-sama penting.
Ibu Binky dari Rumah Dandelion |
Setiap
anak lahir dengan potensi akal dan hati yang baik. Namun, anak yang hebat akan
melihat stuasi masalah dengan menggunakan hatinya dan menyelesaikan masalahnya
dengan aksi hebat melalui daya pikirnya.
“Anak
yang hebat, dia akan melihat situasi dengan hati. Muncul empati. Lalu, ketika ada masalah, anak
akan mengembangkan daya pikirnya untuk melakukan sebuah aksi sebagai reaksi
dari masalah yang dia hadapi, ini yang namanya prososial.”
Apakah Empati itu?
Empati
adalah respon afektif dan kognitif yang kompleks terhadap kondisi emosional
orang lain.
Dengan
memiliki empati, anak mampu:
- Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
- Bersimpati
- Melihat situasi dan berusaha menyelesaikan masalah dari sudut pandang orang lain.
Apa yang dimaksud dengan Prososial,
Moms?
Perilaku
prososial adalah perilaku membantu orang lain tanpa pamrih. Nah, prososial ini
tidak ada begitu saja. Tidak instan. Harus ada stimulasi untuk mengembangkan
perilaku prososial ini.
Apa saja perilaku Prososial itu?
- Membantu
- Berbagi
- Bekerjasama
Bagaimana cara menstimulasi atau
merangsang karakter hebat ini?
Mengembangkan
karakter empati pada anak menurut ibu Binky bisa dilakukan dengan cara bermain.
Seperti kita ketahui bahwa anak-anak itu fitrahnya bermain. Maka, salah satu
strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan karakter empati ini adalah
dengan cara bermain.
Permainan yang Meningkatkan Empati
Anak
Nah,
di acara Family Date ini, saya juga belajar bagaimana meningkatkan kecerdasan
emosional anak, terutama empati dengan cara bermain. Rumah Dandelion menawarkan
3 permainan yang seru yang dapat meningkatkan empati anak, apa saja itu?
1. Tebak
ekspresi emosi (disesuaikan dengan usia anak)
Anak
diajak untuk melihat ekpresi, misalmya ekpresi marah, sedih, kesal dan
sebagainya. Orang dewasa menyebutkan ekspresi tersebut. Dengan pengulangan,
anak akan mengetahui, ekpresi-ekpresi yang mereka temui di masa mendatang,
sehingga terasah kecerdasan emosionalnya.
2. O..oww .. Harus apa, ya?
Permainan
ini merangsang daya pikir anak untuk memberikan solusi kepada orang lain yang
membutuhkan pertolongan.
Dalam
permainan ini, Saki dan teman-temannya melihat, Chef membawa sebuah baki berisi
peralatan, lalu chef terjatuh. Saki dan teman temannya melihat hal tersebut,
hanya bengong saja, kata bu Binky reaksi itu normal, karena anak seusia itu
masih belajar dari orang yang lebih tua.
Nah,
anak yang lebih besar, langsung berinisiatif untuk membantu Chef mengambil
semua barang-barang yang jatuh ke dalam baki.
Permainannya
seru semua, ya, Moms. Ini bisa menjadi inspirasi kita merangsang kecerdasan
emosional dan intelektual secara bersama-sama.
3. Membaca buku dengan suara lantang/read a loud
Mendengarkan dongeng dari Kak Ori |
Membaca buku bersama
anak-anak dengan tema yang sesuai dengan apa yang ingin ditingkatkan, misalnya
membantu orang yang sedang kesulitan.
Di
dalam aktifitas ini, anak-anak antusias sekali. Namanya anak-anak, duduk
mendengarkan buku cerita adalah hal yang sangat disukainya. Saki duduk
melingkar di depan kak Ori. Kak Ori membacakan buku tentang chef yang
kebingungan karena banyaknya pesanan donat.
Lalu, anak-anak bermain peran membantu chef.
Saki
dan temannya membantu chef membereskan peralatan membuat kue ke dalam lacinya
masing-masing, ada gelas ukur, solet dan pengaduk kayu. Alhamdulillah Saki dan
teman-teman kecil berhasil membantu chef.
Saki menghias donat |
Misi
berikutnya adalah membantu chef menghias donat dengan bahan-bahan yang telah
disediakan. Saki menghias 2 donat. Saki menghias dengan whipe cream membentuk sebuah pola di atas
donat, lalu menaburinya dengan candy gula warna warni dan gula icing. Saki mampu mendesain toping donat dengan
mandiri, bermakna daya pikirnya pun
berkembang bersamaan dengan kegiatan yang dia lakukan.
Ah
senangnya, belajar sambil bermain membuat Saki dan teman-teman betah melakukan
semua kegiatan sampai acara selesai. Ini
yang namanya #AksiHebatDariHati
Anak Hebat Butuh Nutrisi yang Baik
Ibu Deska dari Bebelac |
Setiap
anak terlahir dengan akal dan hati. Jika kita memberikan ruang bagi si kecul
untuk membangun rasa pedulinya, maka ia akan tumbuh jadi anak yang hebat,
dimana kemampuan berpikirnya akan berkembang bersama kebesaran hatinya.
Ibu
Deska dari Bebelac menyampaikan bahwa, Bebelac percaya, bahwa tidak ada anak
yang terlahir jahat. Semua anak baik. Hanya kurang stimulasi dan terpenuhi
kebutuhan nutrisinya saja, sehingga anak berperilaku tidak sesuai dengan
kecerdasan emosionalnya.
Susu Bebelac HIQ-EQ dengan formula yang ditingkatkan |
Bebelac
selama puluhan tahun konsen menciptakan formula yang baik untuk mendukung
kecerdasan anak yang lengkap dan optimal. Formula susu Bebelac sekarang sudah
semakin lengkap dengan Fish Oil dan Omega 6 yang lebih tinggi dibandingkan
formula sebelumnya, yaitu Bebelac HIQ-EQ+ dengan formula yang ditingkatkan.
Baca juga: Anak Hebat Berawal dari Nutrisi yang Baik
Untuk
informasi lebih lengkap bisa membuka media sosial Bebelac.
Website: Bebeclub
Instagram: @bebeclub
Facebook: Bebeclub
Saya pribadi tipe orang tua yang lebih dulu mengasah EQ. Menurut saya ini penting banget ditanamkan sejak dini agar jadi kebiasaan yang menetap. Walaupun tetap saya berikan kegiatan yg menstimulus IQ, namun di usia yg msh balita ini prioritas saya adalah menguatkan EQ.
ReplyDeleteYup.betul banget mbak, EQ lebih dini akan dapat sinergi dengan daya pikir anak. Keduanya sama sama bisa dilakukan secara bersamaan.
DeleteNah, ini. Aku setuju banget sama melatih kecerdasan emosional anak ini. Apalagi anakku ABK, jadi aku betul-betul konsen sama hal ini. Ketika kecerdasan emosionalnya sudah berkembang, ia sudah siap menerima yang lain.
ReplyDeleteIya mbak Didi, anak anak dengan kebutuhan khusus mereka agak kesulitan mengontrol emosinya ya. Butuh effort lebih untuk mendampingi mereka. Gambatte mbak Didi
DeleteAnak yang mempunyai rasa empati yang besar Insya Allah menjadi anak yang hebat asalkan ada support dari orangtua dengan menstimulasi an memberikan nutrisi yang sesuai ya mbak
ReplyDeleteBetul mbak. Itu yang saya lakukan sekarnag kepada anak anak
DeleteAnak itu emang obat letih paling mujarab ya mba bukan pijatannya tapi empatinya itu yakan yang buat kita seger lagi.
ReplyDeleteYup, kadang respon mereka kepada kitabitu yang sering membuat meleleh yaa
Deletewah serunya bisa main sambil belajar ya...Nutrisi terbaik emang perlu banget buat anak-anak kita...biar selalu sehat dan siap berprestasi
ReplyDeleteIya mbak, semua aspek memengaruhi satu sama lain. Jadi ga bisa dipisah pisahkan
Deleteseru banget ya acara Bebelac ini, jadi nambah pengetahuan juga.. dan bener banget pastinya gak ada anak yang terlahir jahat, pasti terbentuk juga dari lingkungan terdekatnya menurutku :"" tentunya dengan gizi yang seimbang dan bimbingan yang baik, anak akan berkembang dengan baik juga ^^
ReplyDeleteIya kak, aku tu suka sedih kalau ada ornag dewasa yang mudah babget melabeli anak nakal, anak jahat. Padahal mungkin anak itu cuma ga tau harus melakukan apa dan bagaimana cara berteman yang baik.
Deletewah asik banget ini mba selain dapat materi bisa langusng praktek juga ya anak-anak, aku pengen nih datang ke eventnya :)
ReplyDeleteIya, jadi dobel manfaat. Alhamdulillah
DeleteBebelac ini kuereeennn, mbaaa
ReplyDeletekalo bikin wahana selalu menyesuaikan dgn arahan psikolog handal
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Iya mbak, bebelac emang top bgt
DeleteKalau yang di sini bukan wahana mbak, tapi ide menstimulasi kecerdasan emosional lewat aktifitas permainan
Bener banget, anak memang dilahirkan dengan akal yang baik tapi kita sebagai orang tua juga harus mendukung dan mengarahkannya agar mereka tumbuh menjadi anak hebat sesuai yang orang tua harapkan
ReplyDeleteSepakat mbak
DeleteBetul, kecerdasan emosional juga penting banget diperhatikan ya mba. Karena aku ngerasain banget dulu waktu kecil dipaksa ranking sampai akhirnya pernah nggak ranking terus kecewa berat.
ReplyDeleteDuh pasti berkesan banget ya kenangan itu sampai sekarnag. Aku juga sekarang gak terlalu mempush anak anak harus ranking. Dengan mereka tau kewajiban sebagai.pelajara aja aku tu udah seneng banget. Apalagi jika anak anak sayang pada sesama dan tumbuh prososialnya
Deleteyap main dengan banyak teman sebaya di bebeland bisa melatih kecerdasan emosional anak, terutama empati. kan secara gak langsung diajarin bagaimana caranya antre dg sabar dan mau mengalah agar temannya jg ikut main
ReplyDeleteKalau sedang mengajar, Saki dimana mbak? dititipkan sesama guru atau gimana? duh kebayang ya kalau kita sakit trus anak2 nggak peduli, sedihnya kayak apa :(
ReplyDeleteMemang benar, orangtua harus mengasah kecerdasan emosional anak ya karena sekarang banyak anak yang tidak memilikinya sehingga tidak peka terhadap kondisi orang lain.
ReplyDeleteUntuk membentuk anak hebat dan kuat membutuhkan nutrisi yang baik dan sehat juga ya
ReplyDeleteMasih peer nih buat saya melatih kecerdasan emosi anak, mesti telaten juga soalnya kadang sifat kurang sabar membuat program latihan kacau hehe
ReplyDeleteAnak-anak yang main, tapi akunya yang ikutan happy yaa...
ReplyDeleteSnang sekali kalau lihat anak-anak sehat ceria dan aktif melakukan aktivitas belajar sambil bermain.
Nah, EQ ini yang seringkali banyak yang lewati dan bahkan anggap tidak penting. Padahal aku setuju kalau Eq dan IQ itu sama-sama penting dan tugas kita sebagai ortu ya menstimulasi
ReplyDeleteAih baru tahu kalau Ummi Saki juga ngajar materi jurnalistik di SD. Dan senang banget kalau anak anak juga mau giat ngebantu ya. Dan mnurutku ini memang harus dlakukan aejak dari rumah
ReplyDeleteKebiasaan berempati termasuk prososial ini ya mbak, gak bisa instan, emang kudu ditanamkan sejak anak2 masih kecil, tentu dengan penjelasan pelan2.
ReplyDeleteSemoga saja kita sebagai ortu bisa menanamkan dasar2 yg baik ke anak2 ya mbak aamiin
Aku juga masih belajar banget memahami IQ dan EQ anak karena sama2 penting. Ngajari mereka empati sama orang lain terus membiarkan mereka berekspresi marah, gembira dan lainnya
ReplyDeletesetuju mba kecerdasan emosi mesti dikejar juga jangan sampai pinter tapi ya gitu deh..dan aku juga ga suka pernyataan udah gpp pelit sekarang nanti gede mah enggak beuh justru kalau dari kecilnya udah gitu ya jadi habit yang mengakar :D
ReplyDeleteWah, bagus ya belajar empati lewat bercerita dan bermain. Semoga lancar ya mengajar kelas jurnalistik, Teh...
ReplyDeleteSeru banget acaranya ya, permainannya menginspirasi... Mau cobain ah di rumah main sama anak-anak...
ReplyDeleteJadi pada dasarnya setiap anak itu terlahir dengan kemampuan yang sama ya mbak. Stimulasi dan nutrisi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kemampuan itu.
ReplyDeleteNutrisi untuk anak memang bisa memengaruhi kemampuan intelectual pada anak, ya. Dan bener banget Mak, keseimbangan antara IQ, SQ dan EQ itu penting banget.
ReplyDeleteAku berharap ilmu parenting begini juga bisa tersampaikan ke seluruh orang tua di Indonesia. Biar orang tuanya pada paham betapa pentingnya melatih EQ anak, soalnya masih banyak banget orang tua yang nggak peduli soal hal-hal begini, padahal ini kecerdasan yang mutlak dibutuhkan anak saat dia bersosialisasi
ReplyDeleteSetiap anak terlahir dengan akal dan hati. Jika kita memberikan ruang bagi si kecul untuk membangun rasa pedulinya, maka ia akan tumbuh jadi anak yang hebat, dimana kemampuan berpikirnya akan berkembang bersama kebesaran hatinya. Noted bener ini, maka hindari judging anak kurang berempati, mungkin kita orang tuanya yang kurang menanamlan ini pada anaknya
ReplyDeleteMengajarkan anak untuk berempati itu memang butuh waktu dan proses yang panjang. Kayaknya sepanjang usia balita sampe remaja deh. Tapi kalo udah terbentuk bakal melekat selamanya
ReplyDeleteSaya setuju, Mbak, dengan bermain bisa melatih kecerdasan emosional anak sekaligus juga melatih kemampuan motoriknya
ReplyDeletememang peer banget untuk orang tua melatih kecedasan emosional anak. Semuanya itu dipengaruhi gimana didikan di rumah. Semoga anak-anak kita bisa cerdas dan berakhlak mulia aamiin
ReplyDeleteIya, sih. Betul kata aristoteles. Ada perbedaan antara mengajar, melatih dan mendidik. Mendidik itu artinya juga menanamkan budi baik dan kecerdasan emosional ya
ReplyDeleteSimulasi dan nutrisi, keduanya nggak ada yang boleh ditinggalkan. Satu dan yang lainnya saling melengkapi tumbuh kembang anak. Bersyukur kalau bisa seimbang antara keduanya. Bisa dibilang ikhtiar sudah hampir optimal.
ReplyDeleteBener banget nih, melatih kecerdasan anak memang penting banget. Bakat anak juga ahrus didukung dan dikembangkan agar nantinya menjadi mahir dalam bakat yang ia miliki.
ReplyDeleteKalau aku sih mendahulukam EQ, baru IQ Mbak... Tapi ya seimbanglah yaaa...
ReplyDeleteIni Bebelac sering bgt ada acara ya Mbak? Dan acaranya selalu keren... Full manfaattt
Mengajak anak-anak berinteraksi dan bermain seperti Saki di atas, justru akan meningkatkan EQ sehingga ia akan cakapa berinteraksi di kemudian hari.
ReplyDeleteGa bisa bayangin hasilnya jika anak yg IQ dan EQ diasah atau distimulasi dan ditunjang nutrisi yg berguzi bisa macam mana hasil dari kombinasi tersebut mbak.
ReplyDeleteSeringkali kita lupa untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak dan hanya melulu berfokus pada kecerdasan intelektual
ReplyDeleteMasyaAlloh anak2nya perhatian semua yaa. Bener mba penting banget mengembangkan EQ anak. Kebersamaan dgn anak berperan besar ya mbaa.
ReplyDeleteBaru2 ini anak saya berganti minum bebelac. Ada minyak ikannya yg bikin nafsu makan naik.. dan sy baru sadar selain mmperhatikan IQ tp juga EQ... salam kecup buat Saki ya..
ReplyDeletePenuh dengan bertabur ilmu parenting ya mba acaranya
ReplyDeleteaku minya ikan udah jarang minum, jadi pengen minum lagi biar makin cerdas ehehe
apalagi buat anak-anak ya mba