Melatih Kecerdasan Emosional Anak untuk Mendukung Daya Pikirnya Dengan Bermain

Melatih Kecerdasan Emosional Anak untuk Mendukung Daya Pikirnya Dengan Bermain

50 comments

“Educating the mind without educating heart is no education at all” -aristoteles-
Hai, Moms, apa kabar? Menurut Moms, melatih kecerdasan anak untuk mendukung daya pikirnya dengan bermain, bisa enggak, sih sesuai dengan harapan kita?

Yup, ternyata bisa banget, lho, Moms. Dalam artikel ini, kita akan mendapatkan beberapa informasi penting tentang cara melatih emosional anak untuk mendukung daya pikirnya dengan bermain.

Btw, saya mau curcol dulu, boleh, kan?

Belakangan ini, saya merasa mudah lelah sekali.  Jadi, aktifitas saya sekarang bertambah nih, Moms. Sudah dua minggu ini saya mengajar ekskul Jurnalistik di sekolah anak saya yang ke-5 di SD Bening. Perjalanan ke sekolah itu memang lumayan jauh dari rumah saya, sekitar 7 kilo. Saya mengajak serta Saki  juga karena saya tidak ada yang menjaganya ketika saya mengajar.


Ekskul jurnalistik kelas 3 SD Bening
Sehabis keluar seharian itu, biasanya malam harinya saya menjadi cepat tidur tapi sambil gelisah. Kalau sudah begitu, anak-anak mendekati saya. Anak yang nomor 4 memijat kaki. Anak nomor 5 memijat punggung. Saki memukuli punggung saya dengan kedua tangannya yang kecil. Alhamdulillah, kalau sudah begitu, terhibur banget. Anak-anak tahu uminya sedang kurang sehat dan mencoba meredakan sakit dengan memijat bagian-bagian yang terasa pegal.

Kalau sudah begitu, biasanya saya menjadi lebih sehat, karena perasaan saya bahagia. Ternyata apa yang saya lakukan saat anak-anak sakit, memijat tubuh mereka, mereka lakukan kepada saya ketika saya sakit. Alhamdulillah. Saya percaya, anak-anak memiliki karakter baik, salah satunya empati. Jika karakter itu distimulasi dengan baik, maka karakter baik itu akan muncul dengan sendirinya, tanpa pamrih karena daya pikir mereka merespon apa yang mereka lihat dan mengerjakan hal yang sama juga.


credit: giphy dot com
Itu hal sederhana yang biasa saya lakukan bersama anak-anak.

Terkadang kita sebagai ibu kebingungan lebih penting mana sih? Meningkatkan kecerdasan Intelektual (IQ) atau meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) ? Dan masing-masing sudah bisa dipastikan merasa dengan pendapatnya masing-masing. Ternyata, Moms, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional itu keduanya penting, lho.

Fenomena  yang terjadi saat ini, ada ibu-ibu yang sedih banget kalau anaknya gak rangking, gak berprestasi, gak masuk 10 besar, gak juara sains, dan gak sedih ketika anaknya yang pintar dan cerdas ini ngebully temannya, menyebut temannya bodoh, tidak mau berbagi, tukang pukul dan lain sebagainya.

Kondisi anak yang less empati itu dianggapnya biasa saja. Hal yang wajar yang terjadi pada anak-anak. Suka denger ada yang bilang,
“Gapapa, namanya anak-anak, pelit sekarang, nanti kalau udah gede, kan enggak.”
“Gapapa, namanya juga anak laki-laki, mainnya kan pukul-pukulan, seru jadinya.”
Hmm .. o..owww ..
Ini pemikiran yang salah banget.

Baca Juga: Rahasia Agar Anak Memiliki Kecerdasan Lengkap

Tahukah, Moms, bahwa kecerdasan emosional (EQ) itu sama pentingnya lho dengan Kecerdasan Intelektual (IQ). Jadi, keduanya harus sama-sama distimulasi, dirangsang, dimunculkan agar anak menjadi anak yang memiliki kecerdasan yang lengkap.

Ini yang saya tangkap dari materi yang disampaikan oleh Ibu Binky Paramitha Iskandar, M.Psi, Psikolog dari RumahDandelion  di acara Bebelac Family Date, pada hari Jumat, 16 Agustus lalu. Acara ini merupakan rangkaian acara yang diadakan Bebeclub untuk mendukung tumbuh kembang si kecil menjadi Anak Hebat dari Hati. Sebelum acara ini, Bebeclub melakukan Kulwap bersama Ibu Binky Paramitha Iskandar, M.Psi dan Talkshow secara live di laman sosial media Facebook Bebeclub.

Dalam acara Family Date ini, saya mengajak Saki, putri saya berusia 2 tahun. Alhamdulillah saya senang sekali, karena saya menjadi paham betapa pentingnya meningkatkan kecerdasan emosional bersama-sama dengan kecerdasan intelektual, Saki juga belajar sambil bermain bersama kakak-kakak dari Rumah Dandelion. Banyak permainan yang Saki ikuti, dari mulai mendengarkan cerita, menegikuti permainan untuk mengasah empati anak dan menghias donat.

Acara ini diadakan oleh Bebelac untuk mendukung tumbuh kembang anak menjadi Anak Hebat dari Hati. Karena karakter hebat seorang anak tu bermula dari rasa empati anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional akan sukses dalam masa depannya.

Apa sih yang dimaksud dengan Kecerdasan Emosional?

Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilih dan memilah semuanya dan menggunakan informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan (Salovey dan Meyer ).

Secara sederhana, Kecerdasan Emosional adalah adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.

Emosi sendiri diartikan oleh Daniel Goleman, perasaan dan pikiran yang khas, pada suatu keadaan bilogis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Apakah anak yang cerdas secara emosi dapat meningkatkan daya pikirnya?


Ibu Binky dari Rumah Dandelion
Ibu Binky menyampaikan bahwa Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional, sama-sama penting.

Setiap anak lahir dengan potensi akal dan hati yang baik. Namun, anak yang hebat akan melihat stuasi masalah dengan menggunakan hatinya dan menyelesaikan masalahnya dengan aksi hebat melalui daya pikirnya.

“Anak yang hebat, dia akan melihat situasi dengan hati.  Muncul empati. Lalu, ketika ada masalah, anak akan mengembangkan daya pikirnya untuk melakukan sebuah aksi sebagai reaksi dari masalah yang dia hadapi, ini yang namanya prososial.”

Apakah Empati itu?

Empati adalah respon afektif dan kognitif yang kompleks terhadap kondisi emosional orang lain.
Dengan memiliki empati, anak mampu:
  1. Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
  2. Bersimpati 
  3. Melihat situasi dan berusaha menyelesaikan masalah dari sudut pandang orang lain.

Apa yang dimaksud dengan Prososial, Moms?

Perilaku prososial adalah perilaku membantu orang lain tanpa pamrih. Nah, prososial ini tidak ada begitu saja. Tidak instan. Harus ada stimulasi untuk mengembangkan perilaku prososial ini.

Apa saja perilaku Prososial itu?
  1.  Membantu 
  2. Berbagi
  3. Bekerjasama

Bagaimana cara menstimulasi atau merangsang karakter hebat ini?

Mengembangkan karakter empati pada anak menurut ibu Binky bisa dilakukan dengan cara bermain. Seperti kita ketahui bahwa anak-anak itu fitrahnya bermain. Maka, salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan karakter empati ini adalah dengan cara bermain.

Permainan yang Meningkatkan Empati Anak

Nah, di acara Family Date ini, saya juga belajar bagaimana meningkatkan kecerdasan emosional anak, terutama empati dengan cara bermain. Rumah Dandelion menawarkan 3 permainan yang seru yang dapat meningkatkan empati anak, apa saja itu?

1. Tebak ekspresi emosi (disesuaikan dengan usia anak)
Anak diajak untuk melihat ekpresi, misalmya ekpresi marah, sedih, kesal dan sebagainya. Orang dewasa menyebutkan ekspresi tersebut. Dengan pengulangan, anak akan mengetahui, ekpresi-ekpresi yang mereka temui di masa mendatang, sehingga terasah kecerdasan emosionalnya.

2. O..oww .. Harus apa, ya?
Permainan ini merangsang daya pikir anak untuk memberikan solusi kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan.

Dalam permainan ini, Saki dan teman-temannya melihat, Chef membawa sebuah baki berisi peralatan, lalu chef terjatuh. Saki dan teman temannya melihat hal tersebut, hanya bengong saja, kata bu Binky reaksi itu normal, karena anak seusia itu masih belajar dari orang yang lebih tua.

Nah, anak yang lebih besar, langsung berinisiatif untuk membantu Chef mengambil semua barang-barang yang jatuh ke dalam baki.

Permainannya seru semua, ya, Moms. Ini bisa menjadi inspirasi kita merangsang kecerdasan emosional dan intelektual secara bersama-sama.

3. Membaca buku dengan suara lantang/read a loud

Mendengarkan dongeng dari Kak Ori
Membaca buku bersama anak-anak dengan tema yang sesuai dengan apa yang ingin ditingkatkan, misalnya membantu orang yang sedang kesulitan.

Di dalam aktifitas ini, anak-anak antusias sekali. Namanya anak-anak, duduk mendengarkan buku cerita adalah hal yang sangat disukainya. Saki duduk melingkar di depan kak Ori. Kak Ori membacakan buku tentang chef yang kebingungan karena banyaknya pesanan donat.  Lalu, anak-anak bermain peran membantu chef.

Saki dan temannya membantu chef membereskan peralatan membuat kue ke dalam lacinya masing-masing, ada gelas ukur, solet dan pengaduk kayu. Alhamdulillah Saki dan teman-teman kecil berhasil membantu chef.   

Saki menghias donat
Misi berikutnya adalah membantu chef menghias donat dengan bahan-bahan yang telah disediakan. Saki menghias 2 donat. Saki menghias dengan  whipe cream membentuk sebuah pola di atas donat, lalu menaburinya dengan candy gula warna warni dan gula icing.  Saki mampu mendesain toping donat dengan mandiri,  bermakna daya pikirnya pun berkembang bersamaan dengan kegiatan yang dia lakukan. 

 
Ah senangnya, belajar sambil bermain membuat Saki dan teman-teman betah melakukan semua kegiatan sampai acara selesai.  Ini yang namanya #AksiHebatDariHati

Anak Hebat Butuh Nutrisi yang Baik

Ibu Deska dari Bebelac
Setiap anak terlahir dengan akal dan hati. Jika kita memberikan ruang bagi si kecul untuk membangun rasa pedulinya, maka ia akan tumbuh jadi anak yang hebat, dimana kemampuan berpikirnya akan berkembang bersama kebesaran hatinya.


Ibu Deska dari Bebelac menyampaikan bahwa, Bebelac percaya, bahwa tidak ada anak yang terlahir jahat. Semua anak baik. Hanya kurang stimulasi dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya saja, sehingga anak berperilaku tidak sesuai dengan kecerdasan emosionalnya.

Susu Bebelac HIQ-EQ dengan formula yang ditingkatkan
Bebelac selama puluhan tahun konsen menciptakan formula yang baik untuk mendukung kecerdasan anak yang lengkap dan optimal. Formula susu Bebelac sekarang sudah semakin lengkap dengan Fish Oil dan Omega 6 yang lebih tinggi dibandingkan formula sebelumnya, yaitu Bebelac HIQ-EQ+ dengan formula yang ditingkatkan.



Untuk informasi lebih lengkap bisa membuka media sosial Bebelac.
Website: Bebeclub 
Instagram: @bebeclub 
Facebook: Bebeclub

Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com

Related Posts

50 comments

  1. Saya pribadi tipe orang tua yang lebih dulu mengasah EQ. Menurut saya ini penting banget ditanamkan sejak dini agar jadi kebiasaan yang menetap. Walaupun tetap saya berikan kegiatan yg menstimulus IQ, namun di usia yg msh balita ini prioritas saya adalah menguatkan EQ.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup.betul banget mbak, EQ lebih dini akan dapat sinergi dengan daya pikir anak. Keduanya sama sama bisa dilakukan secara bersamaan.

      Delete
  2. Nah, ini. Aku setuju banget sama melatih kecerdasan emosional anak ini. Apalagi anakku ABK, jadi aku betul-betul konsen sama hal ini. Ketika kecerdasan emosionalnya sudah berkembang, ia sudah siap menerima yang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Didi, anak anak dengan kebutuhan khusus mereka agak kesulitan mengontrol emosinya ya. Butuh effort lebih untuk mendampingi mereka. Gambatte mbak Didi

      Delete
  3. Anak yang mempunyai rasa empati yang besar Insya Allah menjadi anak yang hebat asalkan ada support dari orangtua dengan menstimulasi an memberikan nutrisi yang sesuai ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Itu yang saya lakukan sekarnag kepada anak anak

      Delete
  4. Anak itu emang obat letih paling mujarab ya mba bukan pijatannya tapi empatinya itu yakan yang buat kita seger lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, kadang respon mereka kepada kitabitu yang sering membuat meleleh yaa

      Delete
  5. wah serunya bisa main sambil belajar ya...Nutrisi terbaik emang perlu banget buat anak-anak kita...biar selalu sehat dan siap berprestasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, semua aspek memengaruhi satu sama lain. Jadi ga bisa dipisah pisahkan

      Delete
  6. seru banget ya acara Bebelac ini, jadi nambah pengetahuan juga.. dan bener banget pastinya gak ada anak yang terlahir jahat, pasti terbentuk juga dari lingkungan terdekatnya menurutku :"" tentunya dengan gizi yang seimbang dan bimbingan yang baik, anak akan berkembang dengan baik juga ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, aku tu suka sedih kalau ada ornag dewasa yang mudah babget melabeli anak nakal, anak jahat. Padahal mungkin anak itu cuma ga tau harus melakukan apa dan bagaimana cara berteman yang baik.

      Delete
  7. wah asik banget ini mba selain dapat materi bisa langusng praktek juga ya anak-anak, aku pengen nih datang ke eventnya :)

    ReplyDelete
  8. Bebelac ini kuereeennn, mbaaa
    kalo bikin wahana selalu menyesuaikan dgn arahan psikolog handal
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, bebelac emang top bgt

      Kalau yang di sini bukan wahana mbak, tapi ide menstimulasi kecerdasan emosional lewat aktifitas permainan

      Delete
  9. Bener banget, anak memang dilahirkan dengan akal yang baik tapi kita sebagai orang tua juga harus mendukung dan mengarahkannya agar mereka tumbuh menjadi anak hebat sesuai yang orang tua harapkan

    ReplyDelete
  10. Betul, kecerdasan emosional juga penting banget diperhatikan ya mba. Karena aku ngerasain banget dulu waktu kecil dipaksa ranking sampai akhirnya pernah nggak ranking terus kecewa berat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh pasti berkesan banget ya kenangan itu sampai sekarnag. Aku juga sekarang gak terlalu mempush anak anak harus ranking. Dengan mereka tau kewajiban sebagai.pelajara aja aku tu udah seneng banget. Apalagi jika anak anak sayang pada sesama dan tumbuh prososialnya

      Delete
  11. yap main dengan banyak teman sebaya di bebeland bisa melatih kecerdasan emosional anak, terutama empati. kan secara gak langsung diajarin bagaimana caranya antre dg sabar dan mau mengalah agar temannya jg ikut main

    ReplyDelete
  12. Kalau sedang mengajar, Saki dimana mbak? dititipkan sesama guru atau gimana? duh kebayang ya kalau kita sakit trus anak2 nggak peduli, sedihnya kayak apa :(

    ReplyDelete
  13. Memang benar, orangtua harus mengasah kecerdasan emosional anak ya karena sekarang banyak anak yang tidak memilikinya sehingga tidak peka terhadap kondisi orang lain.

    ReplyDelete
  14. Untuk membentuk anak hebat dan kuat membutuhkan nutrisi yang baik dan sehat juga ya

    ReplyDelete
  15. Masih peer nih buat saya melatih kecerdasan emosi anak, mesti telaten juga soalnya kadang sifat kurang sabar membuat program latihan kacau hehe

    ReplyDelete
  16. Anak-anak yang main, tapi akunya yang ikutan happy yaa...
    Snang sekali kalau lihat anak-anak sehat ceria dan aktif melakukan aktivitas belajar sambil bermain.

    ReplyDelete
  17. Nah, EQ ini yang seringkali banyak yang lewati dan bahkan anggap tidak penting. Padahal aku setuju kalau Eq dan IQ itu sama-sama penting dan tugas kita sebagai ortu ya menstimulasi

    ReplyDelete
  18. Aih baru tahu kalau Ummi Saki juga ngajar materi jurnalistik di SD. Dan senang banget kalau anak anak juga mau giat ngebantu ya. Dan mnurutku ini memang harus dlakukan aejak dari rumah

    ReplyDelete
  19. Kebiasaan berempati termasuk prososial ini ya mbak, gak bisa instan, emang kudu ditanamkan sejak anak2 masih kecil, tentu dengan penjelasan pelan2.
    Semoga saja kita sebagai ortu bisa menanamkan dasar2 yg baik ke anak2 ya mbak aamiin

    ReplyDelete
  20. Aku juga masih belajar banget memahami IQ dan EQ anak karena sama2 penting. Ngajari mereka empati sama orang lain terus membiarkan mereka berekspresi marah, gembira dan lainnya

    ReplyDelete
  21. setuju mba kecerdasan emosi mesti dikejar juga jangan sampai pinter tapi ya gitu deh..dan aku juga ga suka pernyataan udah gpp pelit sekarang nanti gede mah enggak beuh justru kalau dari kecilnya udah gitu ya jadi habit yang mengakar :D

    ReplyDelete
  22. Wah, bagus ya belajar empati lewat bercerita dan bermain. Semoga lancar ya mengajar kelas jurnalistik, Teh...

    ReplyDelete
  23. Seru banget acaranya ya, permainannya menginspirasi... Mau cobain ah di rumah main sama anak-anak...

    ReplyDelete
  24. Jadi pada dasarnya setiap anak itu terlahir dengan kemampuan yang sama ya mbak. Stimulasi dan nutrisi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kemampuan itu.

    ReplyDelete
  25. Nutrisi untuk anak memang bisa memengaruhi kemampuan intelectual pada anak, ya. Dan bener banget Mak, keseimbangan antara IQ, SQ dan EQ itu penting banget.

    ReplyDelete
  26. Aku berharap ilmu parenting begini juga bisa tersampaikan ke seluruh orang tua di Indonesia. Biar orang tuanya pada paham betapa pentingnya melatih EQ anak, soalnya masih banyak banget orang tua yang nggak peduli soal hal-hal begini, padahal ini kecerdasan yang mutlak dibutuhkan anak saat dia bersosialisasi

    ReplyDelete
  27. Setiap anak terlahir dengan akal dan hati. Jika kita memberikan ruang bagi si kecul untuk membangun rasa pedulinya, maka ia akan tumbuh jadi anak yang hebat, dimana kemampuan berpikirnya akan berkembang bersama kebesaran hatinya. Noted bener ini, maka hindari judging anak kurang berempati, mungkin kita orang tuanya yang kurang menanamlan ini pada anaknya

    ReplyDelete
  28. Mengajarkan anak untuk berempati itu memang butuh waktu dan proses yang panjang. Kayaknya sepanjang usia balita sampe remaja deh. Tapi kalo udah terbentuk bakal melekat selamanya

    ReplyDelete
  29. Saya setuju, Mbak, dengan bermain bisa melatih kecerdasan emosional anak sekaligus juga melatih kemampuan motoriknya

    ReplyDelete
  30. memang peer banget untuk orang tua melatih kecedasan emosional anak. Semuanya itu dipengaruhi gimana didikan di rumah. Semoga anak-anak kita bisa cerdas dan berakhlak mulia aamiin

    ReplyDelete
  31. Iya, sih. Betul kata aristoteles. Ada perbedaan antara mengajar, melatih dan mendidik. Mendidik itu artinya juga menanamkan budi baik dan kecerdasan emosional ya

    ReplyDelete
  32. Simulasi dan nutrisi, keduanya nggak ada yang boleh ditinggalkan. Satu dan yang lainnya saling melengkapi tumbuh kembang anak. Bersyukur kalau bisa seimbang antara keduanya. Bisa dibilang ikhtiar sudah hampir optimal.

    ReplyDelete
  33. Bener banget nih, melatih kecerdasan anak memang penting banget. Bakat anak juga ahrus didukung dan dikembangkan agar nantinya menjadi mahir dalam bakat yang ia miliki.

    ReplyDelete
  34. Kalau aku sih mendahulukam EQ, baru IQ Mbak... Tapi ya seimbanglah yaaa...
    Ini Bebelac sering bgt ada acara ya Mbak? Dan acaranya selalu keren... Full manfaattt

    ReplyDelete
  35. Mengajak anak-anak berinteraksi dan bermain seperti Saki di atas, justru akan meningkatkan EQ sehingga ia akan cakapa berinteraksi di kemudian hari.

    ReplyDelete
  36. Ga bisa bayangin hasilnya jika anak yg IQ dan EQ diasah atau distimulasi dan ditunjang nutrisi yg berguzi bisa macam mana hasil dari kombinasi tersebut mbak.

    ReplyDelete
  37. Seringkali kita lupa untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak dan hanya melulu berfokus pada kecerdasan intelektual

    ReplyDelete
  38. MasyaAlloh anak2nya perhatian semua yaa. Bener mba penting banget mengembangkan EQ anak. Kebersamaan dgn anak berperan besar ya mbaa.

    ReplyDelete
  39. Baru2 ini anak saya berganti minum bebelac. Ada minyak ikannya yg bikin nafsu makan naik.. dan sy baru sadar selain mmperhatikan IQ tp juga EQ... salam kecup buat Saki ya..

    ReplyDelete
  40. Penuh dengan bertabur ilmu parenting ya mba acaranya
    aku minya ikan udah jarang minum, jadi pengen minum lagi biar makin cerdas ehehe
    apalagi buat anak-anak ya mba

    ReplyDelete

Post a Comment

iframe komentar