Pentingnya Peran Ibu Cerdas Mempersiapkan Anak pada Zamannya

Pentingnya Peran Ibu Cerdas Mempersiapkan Anak pada Zamannya

Pentingnya Peran ibu cerdas mempersiapkan anak pada zamannya. Alhamdulillah, dua sesi webinar nasional yang mengangkat tema Mempersiapkan Anak pada Zamannya sudah lengkap. Webinar nasional ini diselenggarakan oleh Magister Teknologi Pendidikan konsetrasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD UIKA Bogor dalam rangka milad UIKA ke-60 tahun. Dalam sesi kedua ini, alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam webinar nasional ini sebagai narasumber dengan tema Dari Ide Menjadi Buku. 

Peran ibu cerdas
 Hadir dalam webinar nasional sesi kedua mempersiapkan anak pada zamannya pada hari Jum'at 30 Juli 2021, narasumber yang kompeten dibidangnya masing-masing. Hadir sebagai narasumber pagi itu:

  1. Ita Yusnita, S.Sos., M.Pd., Ketua Cabang XI IGTI Kab. Bogor
  2. Erik Pratama, M.Pd., Dosen FKIP UIKA Bogor
  3. Erminawati, S.Pt, Praktisi PAUD, Penulis Buku Bacaan Anak dan Kandidat Master Prodi TP  konsentrasi PAUD UIKA Bogor
  4. Sri Widiyastuti, S.Pd., M.Pd., Praktisi PAUD dan Penulis Buku Bacaan Anak

Kegiatan webinar nasional mempersiapkan anak pada zamannya ini dimoderatori oleh Ani Safitri.

Peran Ibu Cerdas Penting dalam Mempersiapkan Anak pada Zamannya

Sesi dua Webinar Nasional Mempersiapkan Anak pada Zamannya dibuka oleh Kaprodi Magister Teknologi Pendidikan UIKA Bogor, Dr. H. Zainal Abidin Arief, M.Si. Beliau sangat antusias atas terselenggaranya kegiatan webinar nasional tersebut karena topiknya menarik. "Berbicara tentang anak amatlah menarik, karena anak adalah masa depan di dunia dan akhirat. Anak-anak yang sholeh sholehah yang bisa menarik orang tua jika terjerambab ke neraka", demikian Dr Zainal mengawali kata sambutannya. Beliau juga menasehati, kepada anak jangan banyak melarang. Berikan contoh teladan pada anak. Saat ini telah terjadi krisis keteladanan dalam berbagai aspek. Keteladanan ini akan membekas pada anak jika dilakukan sejak dini karena anak usia dini memiliki memori yang kuat. Sampai usia dewasa pun akan teringat terus apa yang dilihat dan dicontohkan oleh kedua orang tuanya. Ibaratnya ketika kita mendidik anak pada usia dini seperti melukis di atas batu. Ada bekasnya. 

Dr. H. Zainal Abidin Arief, M.Pd
Dr. Zainal juga mengingatkan bahwa keluarga adalah madrasah pertama anak. Beliau menganalogikan, jika rumah adalah madrasah atau sekolah, maka kepala sekolahnya adalah ayah, gurunya ibu dan siswanya adalah anak. Maka penting sekali mempersiapkan kurikulum di dalam sekolah itu agar anak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya. Peran ibu penting dalam pendidikan anak. Biasanya anak dekat dengan anak dan seorang anak selalu mencari jawaban dari sebuah pertanyaan kepada ibunya.  Jadi diperlukan ibu yang cerdas agar ketika anak bertanya ibu bisa menjawab berbagai pertanyaan dari anak. "Oleh karena itu penting sekali peran ibu cerdas dalam mempersiapkan anak pada zamannya," demikian pungkas Dr. H. Zainal.

Belajar Asyik dengan Pembelajaran Berbasis Proyek atau Projek Based Learning (PjBL)

Pemateri pertama pada pagi itu adalah Ibu Ita Yusnita, S.Sos., M.Pd. Dalam kesempatan pertama beliau memaparkan tentang pembelajaran berbasis proyek untuk anak usia dini. Menurutnya strategi pembelajaran untuk menyiapkan keterampilan anak di abad 21 haruslah memenuhi beberapa syarat, yaitu:

  1. berpusat pada anak
  2. pembelajaran kooperatif
  3. terintegrasi teknologi
  4. pembelajaran holistik
  5. flexibel

Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi tantangan pendidikan di abad 21 yang memuat 4C, yaitu Communication, Collaboration, Creativity dan Critical Thinking

Menurut Kemendikbud (2013), Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembalajaran dengan menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. 

Penekanan pembelajaran berbasis proyek ini terletak pada aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat sampai anak bisa mempresentasikan produk yang dibuatnya. Bagi anak usia dini, tentu saja pebelajatan berbasis proyek ini harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan tidak memaksakan kegiatan kepada anak. Pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan anak terasah 6 aspek perkembangannya dan tumbuh karakter-karakter positif seperti peduli, mau berbagi, antri, menolong dan bekerjasama. Peran ibu cerdas di sini amat diperlukan agar dapat mendampingi anak-anak dalam pembelajaran berbasis proyek ini.

Pembelajaran PAUD di Era Society 5.0

Pak Erik Pratama, M.Pd memaparkan materi selanjutnya yang tak kalah menarik yaitu Pendidikan Anak Usia Dini di Era Society 5.0. Beliau menjelaskan bahwa pada masa ini, dengan semakin canggihnya teknologi, maka mau tidak mau guru pun harus mempersiapkan diri mendampingi anak (gen Alpha) yang sudah familiar dengan segala macam gadget dan devices. Jadi guru harus melek teknologi digital juga. Setelah revolusi 4.0 kemudian sekarang dunia sedang mempersiapkan diri menyongsong society 5.0.

Era Society 5.0 

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan
sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

Menurut pak Erik, terjadi perubahan yang signifikan pada pendidikan di era 5.0 ini. Terjadi perubahan pendidikan di abad 20 dan 21. Pada 20th Century Education pendidikan anak berfokus pada informasi yang bersumber dari buku. Serta cenderung berfokus pada wilayah lokal dan nasional. Sementara era 21th Century Education, fokus pada segala usia, setiap anak merupakan bagian dari komunitas pembelajar. Setiap pembelajaran diperoleh dari berbagai macam sumber bukan hanya dari buku saja, tetapi bisa dari internet, berbagai macam platform teknologi dan informasi serta perkembangan kurikulum secara global.

Pada masa ini pemerintah telah menggulirkan kebijakan pada dunia pendidikan yaitu Merdeka Belajar dengan mengintegrasikannya dengan teknologi.

Banyak kekhawatiran yang terjadi dikalangan orang tua menghadapi anak anak yang native teknologi ini karena menurut penilaian orang tua anak hanya main game dan santai karena adanya teknologi. Menurut Pak Erik, anak-anak gen Alpha ini akan berhasil dengan dukungan dari orang tua. Anak-anak ini akan berhasil jika dapat berkomunikasi, bekerjasama, berdaya juang tinggi, berwibawa, memiliki life skill dan sosial. Syaratnya itu akan terpenuhi jika ada campur tangan peran ibu cerdas yang senantiasa sabar dan penuh kasih sayang dalam mendampingi anak-anak.

Dalam sesi ini pak Erik memberikan berbagai link pembelajaran berbasis online kepada orang tua untuk mendampingi anak belajar.

https://www.classdojo.com/

https://pbskids.org/games

https://www.getepic.com/

https://www.bookbildr.com/ menulis buku cerita anak online

https://www.imagineforest.com/  menulis cerita sendiri

Guru Kreatif Guru Menulis

Sesi berikutnya dalam webinar nasional ini disampaikan oleh Erminawati, S.Pt, seorang penulis produktif dan kandidat magister TP konsentrasi PAUD UIKA Bogor. Mbak Erminawati ini sama-sama terlibat dalam penulisan buku bahan bacaan anak Gerakan Literasi Nasional 2019 (GLN 2019) lalu. Sungguh tak disangka, ternyata satu almamater dan sama-sama praktisi PAUD juga. MasyaAllah. Mbak Ermina ini punya penerbitan sendiri, jadi beliau ini memang tahulah seluk beluk penulisan dan penerbitan buku cerita anak sehingga pas sekali ketika beliau diminta untuk memberikan ilmunya di sesi 2 webinar nasional mempersiapkan anak pada zamannya.

Bu Erminawati menyampaikan ciri-ciri menjadi guru kreatif, yaitu:

  1. Berpikir inovatif dan out of box
  2. percaya diri dan selalu ingin berkembang
  3. tidak gaptek dan selalu ingin belajar
  4. selalu mencoba hal baru dan tidak gengsi
  5. peka menemukan talenta siswa
  6. pandai memanfaatkan apa yang ada
  7. mengajar dengan cara menyenangkan
  8. tidak berorientasi pada uang

Selanjutnya bu Ermina menyebutkan berbagai pengetahuan seputar menulis buku PAUD yang bisa dilakukan oleh guru  sebagai pengetahuan dasar bagi para guru. Seperti ada beberapa jenis buku PAUD rekomendasi Kemendikbud, yaitu buku cerita, buku konsep, buku aktivitas dan buku informasi. Kesemua ini penting diketahui oleh guru agar guru bisa memulai menulis. Di sini bu Ermina juga memberikan contoh buku yang disebutkan di atas. Selanjutnya dibahas juga alur menulis buku cerita anak secara sebagai pengetahuan awal karena menulis buku itu memerlukan workshop dengan waktu yang panjang agar dapat memenuhi kebutuhan guru dalam menulis.

Bu Erminawati menutup pembahasannya dengan memberikan gambaran alur penerbitan sebuah buku. Hal ini diharapkan menjadi modal pengetahuan guru dalam menulis sebuah buku.

Dari Ide Jadi Buku

Nah, sesi yang ditungu-tunggu pun tiba. Saya akhirnya presentasi. Alhamdulillah hari itu saya lebih rileks karena malam harinya kami melakukan gladiresik. Alhamdulillah saya mendapatkan masukan dari bu dosen ketua panitia bagaimana presentasi yang baik dan beberapa hal yang perlu di highlight pada pemaparan saya. Bu dosenku tercinta, Dr. Masitowati Gatot request agar saya memberikan contoh tulisan dan cara membuat cerita pendek untuk RPPH terutama untuk membuat alur cerita pada saat sesi apersepsi. Apersepsi dalam pembelajaran PAUD dimaksudkan untuk membuka pembelajaran dengan cara menyenangkan. Beberapa apersepsi bisa dilakukan dengan senam, bernyanyi atau mendengarkan story telling/dongeng. 

Hal ini didasarkan pada penemuan bahwa beberapa guru kesulitan dalam membuat story telling sehingga konon, sering terjadi kreativitas guru yang menjadi rendah disebabkan buaian teknologi digital. Sekarang sudah banyak contoh-contoh dari PAUD lain yang ditulis di website sehingga guru mudah saja mengkopi paste untuk kegiatan di PAUDnya masing-masing. Padahal apersepsi, utamanya dalam story telling itu harus disesuaikan dengan kondisi anak-anak di lingkungan PAUD masing-masing dengan berbagai macam problem yang ditemukan selama pembelajaran terdahulu. Sehingga pembelajaran menjadi efektif, efisien dan menyenangkan. 

Pada sesi ini saya lebih banyak sharing mengenai ide-ide yang saya temukan sehingga menjadi buku untuk mengawali pembahasan saya. Ide buku yang saya terbitkan kebanyakan berasal dari anak-anak saya. Sehingga saya tidak merasa kesulitan ketika menuliskan cerita untuk buku saya karena saya sudah memiliki ide, tema, tokoh cerita yang lengkap dengan karakternya dan berbagai kondisi situasi yang terjadi. Saya berharap dengan sharing ini, ibu bapak guru mendapatkan inspirasi bahwa disekitar mereka itu banyak ide yang bisa dijadikan cerita dan berakhir menjadi buku. Dalam menulis buku cerita anak, kita harus memahami watak anak dan berbagai karakternya sehingga amanat atau pesan yang kita sampaikan  bisa membekas dalam diri anak dengan cara yang menyenangkan.

Step membuat cerita untuk sesi apersepsi menggunakan  Canva.

Di bawah ini saya membuat sebuah cerita dengan model penceritaan teka-teki untuk memudahkan guru dalam mengawali pembelajaran di PAUD. Cerita bisa dikembangkan oleh guru dengan panduan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang ada di dalam cerita. Cara membuatnya, dengan selembar kertas HVS atau kertas yang lebih sedikit tebal lagi, bolak balik. Lembar atas untuk gambar dan lembar bawah untuk teks. Jika ini ditulis dan dikumpulkan per hari, coba bayangkan, dalam sebulan guru sudah membuat 30 cerita pendek. Membuat cerita anak sepertinya sulit, tapi mudah jika kita sungguh-sungguh membuatnya. Apalagi ini disesuikan dengan kondisi anak usia dini, pasti akan tepat sasaran.

Aplikasi Canva ini memuat berbagai template yang bagus untuk membuat cerita dan berbagai gambar yang bisa diunduh secara gratis.Cara menggunakan juga cukup mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang di mana saja dan kapan saja. Aplikasi Canva memutus rantai kegalauan guru atau orang tua yang ingin menyediakan media belajar sendiri. Membuat sebuah ceriat dengan ilustrasi yang menarik akan mudah dilakukan tanpa terhambat kesulitan tidak bisa menggambar.

Contoh apersepsi story telling

Step membuat cerita dengan menggunakan word

step membuat cerita menggunakan word
 Nah, selain menggunakan Canva, kita juga bisa membuat cerita dengan menggunakan MS. Word. Untuk mendapatkan gambar-gambar yang sesuai dengan anak usia dini kita bisa mencarinya website yang menyediakan gambar gratis di Pixabay dengan menempelkan credit gambar. Hal ini akan memudahkan guru dalam membuat cerita tanpa galau karena tidak bisa menggambar.

Alhamdulillah ala kulli hal, webinar nasional dua sesi yang penuh dengan cerita ini menjadi pengalaman saya yang luar biasa. Memberikan motivasi kepada saya, bahwa sebagai ibu rumah tangga pun bisa berkiprah di dunia pendidikan dan memberikan inspirasi kepada semua ibu lewat jalur pendidikan anak usia dini. InsyaAllah sebagai follow up webinar nasional ini, kami pun merencanakan ke depan akan membuat sebuah workshop untuk guru PAUD menulis buku hingga menjadi buku.

Harapanku sebagai seorang ibu, ingin sekali turut andil dalam memajukan bangsa ini dengan cara melahirkan generasi yang Robbani, sholeh sholehah dan berakhlakul karimah, memiliki kekuatan iman yang kuat dan ilmu yang diamalkan untuk kemajuan umat manusia. Hal ini senada dengan motto kampusku tercinta, Iman, Ilmu dan Amal.

Yuk, Moms, kita menjadi ibu cerdas dalam mempersiapkan anak pada zamannya. Sehingga akan bermunculan pemimpin-pemimpin masa depan bangsa yang kuat iman, ilmu dan amalnya.

Salam Bahagia,

Sri Widiyastuti

Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com

Related Posts

18 comments

  1. Tantangan zaman sekarang gak mudah yah bund, ikut webinar kyk gini menambah insight lara moms, jd belajar banyak hal nih ntuk mempersiapkan pendidikan anak

    ReplyDelete
  2. Kalau ada pelatihan lagi buat para guru paud semoga jangkauannya semakin luas. Biar guru paud di daerah juga bisa ikut belajar dan menyerap ilmunya.
    Kalau perlu share informasinya jauh jauh hari. Guru paud di daerah perlu mendapatkan sosialisasi seperti dalma artikel ini

    ReplyDelete
  3. terima kasih sudah berbagi materi seminar ini, mba.. ada banyak hal positif yang menginspirasi nih..

    ReplyDelete
  4. jaman dulu berbeda dengan jaman sekarang, dimana anak jaman now sudah sedikit terpengaruh dengan teknologi jadinya sebagai seorang ibu, harus benar-benar byk nyari informasi dan pengetahuan dlm mendidik anak

    ReplyDelete
  5. Ah betul banget nih. Anak jaman sekarang punya sangat banyak referensi untuk dipilih sesuai dengan minat dan bakat mereka. Orientasinya gk terbatas pada kemampuan akademik semata, tapi jugà skill yang bisa diasah untuk dijadikan mata pencaharian di masa depan.

    ReplyDelete
  6. webinar yang mencerahkan yaaa mba.. membuat kita makin aware dan sadar apa saja yang menjadi tantangan kita saat ini dan bagaimana mengatasinya

    ReplyDelete
  7. Ilmunya keren banget yaa mba, memang untuk mendampingi anak-anak sekarang, guru dan orang tua harus sama-sama kreatif dan mau belajar terus. Terima kasih mba :)

    ReplyDelete
  8. Aku meleleh, bener banget apa yang dikatakan oleh Dr Zainal, bahwa berbicara tentang anak sangat menarik, karena anak adalah masa depan di dunia dan akhirat. Anak-anak yang sholeh sholehah yang bisa menarik orang tua jika terjerambab ke neraka, hiks.

    Dan sepakat jangan banyak melarang tapi memberikan contoh dalam mendidik anak jaman sekarang, semoga saja menjadi ibu yang cerdas dan terus banyak belajar agar memahami anak sesuai dengan jamannya. Nuhun teteh, sharingnya.

    ReplyDelete
  9. belajar dulu yang terfikir adalah guru mengajar di depan kelas pada anak. Sekarang semua sudah berubah. Belajar sekarang pun berpusat pada anak dan pembelajaran kooperatif. Bagus banget nih ada pembelajaran berbasis proyek. Anak bakal ingat dengan semua hal yang ia lakukan karena eksplore lebih banyak, dibandingkan mendengarkan penjelasan guru saja. Mba Sri, saya sekitar 3 minggu lalu nonton Mba jadi jaksa di Pengadilan Penulis FLP keren banget Mba jadi jaksa pas itu

    ReplyDelete
  10. Wuih keren Mba Sri nih... presentasi gladi resik dulu bikin lebih pede dan tenang saat presentasi ya. Oya untuk canva kalau guru bisa akses premium secara gratis tuh...

    ReplyDelete
  11. Jaman modern ini kita dituntut untuk mahir teknologi ya mbak, kalau tidak mau belajar sudah pasti akan ketinggalan. Termasuk mendampingi belajar anak. Tidak cukup membaca buku saja. Terlebih saat pandemi ini dimana sistem belajar harus secara online. Sudah pasti orang tua harus bisa mengoperasikan berbagai aplikasi belajar secara online. Termasuk para guru, mereka juga harus siap bekerja secara online dengan berbasis internet dan media online lainnya.

    ReplyDelete
  12. Menjadi nara sumber kudu siap sedia ya MBak, kemudian bikin canva untuk anak usia paud juga butuh ketelatenan, dan to the point makasih Mba Tuti sharing acaranya Jadi pengen ikutan

    ReplyDelete
  13. Makasih mba sharingnyaa, di zaman daring seperti sekarang memang harus juga nih sebagai ibu kita harus lebih cerdas demi anak-anak

    ReplyDelete
  14. Suka sekali dengan review seminarnya, kak.
    Ini ya yang membuatk Ibu kudu berubah, yakni dengan banyak belajar dan mengikuti webinar yang membagikan ilmu dan semangat belajar kepada masyarakat.

    ReplyDelete
  15. di era pandemi ini sungguh yg harus dipanjangin itu sabarnya. nggak mudah karena ibu itu pikirannya banyak banget, dan setiap keluarga punya struglingnya masing2. tapi bukan berarti ibu itu nggak berusaha sabar ya.

    Karena siapa sih yg nggak mau mendidik anak dengan sabar dan penuh kasih sayang? :)
    btw ttg canva dan apps lain itu memang membantu ya untuk metoda pengajaran

    ReplyDelete
  16. Kemampuan guru membuat story telling dalam membersamai anak didik ini perlu semakin ditingkatkan, terutama untuk PAUD. Jangan sampai anak-anak lebih menguasai teknologi digital yang instan, jadinya mereka bisa jadi bablas.
    Kita sama berdoa ya mba, semoga bisa menciptakan generasi yang soleh dan solehah, amin.

    ReplyDelete
  17. Makasih link belajar nya mbak Sri jadi dapat ide buat belajar bersama anak di rumah. Betul banget Ibu itu karena lebih banyak di rumah jadi lebih banyak ambil peran terkait pendidikan anak, jadi ibunya wajib cerdas ya

    ReplyDelete
  18. Wah makasih mba link2 pembelajaran nya aku bukain satu per satu nih. Oh ya ide nya bagus yang membuat buku dengan menulis perhari, sebulan udah jadi 1 buku deh. Hehe. Zaman sekarang memang kudu pinter jadi guru dan jadi ibu ya mbak

    ReplyDelete

Post a Comment

iframe komentar