Sepatu Kulit Ceker Ayam Tembus Pasar Jepang dan Malaysia

Sepatu kulit ceker ayam tembus pasar Jepang dan Malaysia. Wow, apa itu? Biasanya ceker ayam temannya makan mie ayam atau bubur ayam. Namun, di tangan Bapak Nurman Farieka Ramdhany, kulit ceker ayam ini bisa dieksport ke Jepang dan Malaysia, lho.

Wah, Gimana caranya?

Tentu bukan dijadikan dua kuliner yang saya sebutkan di atas, yaa. Tapi dijadikan sepatu! Wah, produk yang kelihatannya limbah ini, ternyata bisa dijadikan sepatu, lho! Keren banget, ya!

Sepatu Kulit Ceker Ayam

Sungguh ini adalah hal yang luar biasa sekali. Ketika saya jadi mahasiswa Pendidikan Tata Busana, 28 tahun lalu. Pernah terbersit sih, ingin membuat tas dari kulit ayam. Dasar pemikiran saya karena kulit buaya atau kulit ular itu sudah biasa dan banyak yang membuatnya. Sedang kulit ayam rasanya belum pernah ada yang mencobanya. 

Tapi, gimana caranya? Secara teknologi saat itu, kan tidak secanggih saat ini, ya. Kulit ayam juga tekturnya lembek dan dipenuhi oleh lemak. Akhirnya saya urung bereksperimen membuat suatu barang fashion menggunakan limbah ayam. Alasannya selain tidak tahu caranya juga tidak tau teknologi yang harus dikembangkan dalam membuat kerajian dari kulit ayam ini.

Waktu pun berlalu dan saya mulai lupa bahwa saya pernah memiliki impian membuat barang fashion dari kulit ayam. Eh, tak disangka dan tak diduga, saya menemukan artikel bahwa ada pengrajin sepatu di Bandung yang berhasil  membuat sepatu dari kulit ceker ayam.

Yap, ternyata setelah 28 tahun, ada pengrajin sepatu yang membuat ornamen sepatunya dari kulit ceker ayam. Luar biasa! Kerennnn!

Nurman Farieka Ramdhany

Yap, seorang lelaki asal Bandung yang bernama Nurman Farieka Ramdhany yang telah berhasil membuat sepatu dari kulit ceker ayam. Tidak main-main, produknya pun dibandrol antara 500 ribu sampai 2 juta. Bukan harga yang main-main, yaa. Target pasarnya selain dalam negeri adalah ke Jepang dan Malaysia.

Produk sepatunya beragam, dari mulai sepatu pantopel, sepatu sneaker sampai dengan sepatu yang costum atau bisa mendesain sendiri/sepatu pesanan.

Duh, bener-bener, deh. Saya angkat topi dan menjura sedalam-dalamnya kepada bapak Nurman ini. Luar biasa banget kreativitasnya dan tentu saja inovasinya, yaa.

Bayangkan, dari limbah kulit ceker ayam, menjadi sesuatu barang yang bernilai tinggi dan menjadi salah satu sorotan dalam dunia fashion. Patutlah jika beliau akhirnya mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2019.

Brand sepatu kulit ceker ayam yang diproduksi Nurman diberi label Hirka Official dan hanya diproduksi di Bandung, Jawa Barat. 

Sepatu Kulit Ceker Ayam Satu-satunya di Dunia

Wah, pantaslah, yaa, mendapatkan julukan sepatu kulit ceker ayam satu-satunya di dunia. Karena memang belum ada produk serupa yang menyamainya. 

Proses membuatnya pun tergantung pada tingkat kesulitannya. Pertama dilakukan pengeringan kulit ceker ayam yang membutuhkan waktu kurang lebih 10 hari. Setelah itu kulit ceker ayam melewati 3 proses lagi, yaitu upper, penyusunan dan lasting. 

Setiap hari biasanya sepasang sepatu yang berhasil dibuat dan kurang lebih 150 pasang sepatu yang berhasil diproduksi selama 30 hari. Wow cepet juga, yaa!

Target pasarnya adalah anak muda dan dewasa, oleh karena itu Hirka Official nama brand dari sepatu kulit ceker ayam ini benar-benar memikirkan desain yang pas untuk kedua target pasar yang mereka bidik ini.

Oiya, produk sepatu kulit ceker ayam ini bisa didapatkan di official web Hirka karena Hirka Official menjual produknya lewat online. Oleh karena itulah, akhirnya produk sepatu kulit ceker ayam ini tembus ke pasar Jepang dan Malaysia.

Selain membuat sepatu dari kulit ceker ayam, Nurman pun membuat sepatu dari kulit kambing dan kulit sapi. 

Kebetulan besok saya mau ke Bandung untuk menghadiri wisuda anak sulung saya, sepertinya pas banget kalau pulangnya jalan-jalan ke gerai Hirka Official ini di Jalan Mohammad Toha Cigereleng. Semoga saja bisa menimang sepasang sepatu kulit ceker ayam yang eksotik ini. Ahai!