Ketika Bunga Edelweis Tumbuh di Halaman Rumah

Ketika Bunga Edelweis Tumbuh di Halaman Rumah

52 comments

Bunga Edelweis di halaman rumahku


Moms, ketika Bunga Edelweis tumbuh di halaman rumah, apa yang akan Moms lakukan? Apakah memetiknya, lalu memajangnya di atas bufet atau mengundang orang-orang untuk melihat betapa ajaibnya tanaman gunung itu tumbuh di halaman?

Mungkin Moms akan melontarkan sebuah pertanyaan tak percaya. Memangnya bunga gunung bisa tumbuh di halaman? Mungkin juga itu semak-semak yang mirip dengan edelweis.


Yap, memang, tidak  mungkin bunga bisa tumbuh di halaman. Apalagi jika kita tinggal di negara yang hanya memiliki dua  musim. Tapi, jika bunga itu tumbuh di halamana rumah di negara 4 musim bagaimana?


Awalnya saya juga tidak percaya ada bunga edelweis tumbuh di halaman rumah. Ya Ampun, ini benar-benar mengejutkan sekali. Iyes, suwer, bunga gunung itu tumbuh di halaman rumahku. Saya akan menceritakannya di postingan ini. Jadi jangan kemana-mana, ya!


Kalau kalian pecinta bunga edelweis pasti akan sama terkejutnya denganku!


Musim Dingin Tahun 2007 di Utsunomiya Jepang


Ketika itu saya sedang tinggal di Jepang. Bulan Februari tahun 2007 adalah puncak musim dingin.  Keadaan di Utsunomiya, sebuah kota kecil di Perfecture Tochigi, dingin sekali. Kedua anakku bermain di halaman rumah, sementara itu aku menjemur pakaian.



Rumah Totoroku di Utsunomiya
Rumahku waktu tinggal di Utsunomiya, Jepang.


Meskipun udara dingin, tapi matahari bersinar dengan terang. Aneh, kan hehe begitulah suasana di kota kecil kami ini. Saya dan anak-anak keluar rumah dengan pakaian musim dingin. Berkaus tangan dan bekaus kaki. Anakku malah memakai topi kupluk itu. Sementara saya sudah merasa cukup dengan memakai jilbab di kepala.


Ketika sedang menjemur pakaian, di dekat pohon Ume, saya melihat semak-semak dengan bunga kering di dekatnya. Aneh sekali, karena saya belum pernah melihat semak itu sebelumnya.


Fyi, saya baru pindah ke rumah itu dan belum mengeksplore keadaan sekelilingnya. Rumah ini adalah rumah bekas mess staf universitas, Utsunomiya Daigaku. Sudah tidak ditempati lagi karena renacananya, rumah itu akan dibongkar untuk keperluan lain. Hiks sedih yaa.


Rumah berusia 30 tahun ini memang rumah tua dengan halaman yang luas sekali. Koridor di tengah rumah sudah agak miring karena usia, atau karena seringnya gempa di sana. Ada 5 kamar di sana. yang bisa dialih fungsikan menjadi ruang tamu dan kamar tidur. Ada 2 kamar mandi dan 1 dapur yang luas. 


Halaman rumah luas sekali. Awalnya, karena rumah kosong, halaman rumah itu ditumbuhi rumput gajah setinggi dada orang dewasa. Alhamdulillah sebelum ditempati keluarga saya, akhirnya rumput-rumput itu dipangkas. Terlihatlah betapa indahnya halaman rumah itu. Ada pohon pinus, pohon momiji, pohon Ume dan ternyata jika musim semi tiba, tumbuh pohon-pohon musim semi, seperti bunga bel mini, asparagus, artichok. 


Nah, begitu ya gambaran rumah saya ini. Rumah tua yang ngangenin banget. Anak-anak kami menyebutnya Rumah Totoro. Ingin sekali bisa napak tilas ke rumah itu lagi. Tapi, sayangnya rumah itu benar-benar sudah diratakan dan menjadi jalan alternatif. Mungkin jika saya ke sana lagi, sudah banyak perubahan terjadi di jalan menuju rumah saya ini.


Bunga Gunung Tumbuh di Halaman Rumah


Nah, kembali ke cerita bunga edelweis. Ketika saya menjemur, pandangan saya tertumbuk pada sekumpula semak dekat pohon bunga Ume. Saya melihat ada bunga yang mirip dengan bunga edelweis. Dan ternyata memang benar, itu adalah bunga gunung yang mashyur itu! MasyaAllah.



Bunga Edelweis Tumbuh di Halaman Rumahku

Bunga Edelweis Tumbuh dihalaman rumahku

Saya takjub dibuatnya. Mungkin ini adalah salah satu cara Allah mengabulkan doa saya. Pernah pada suatu masa, waktu saya SMA, saya ingin naik gunung karena ingin memetik bunga edelweis. Dulu kakak saya suka naik gunung dan oleh olehnya bunga ini. Senang banget, sampai saya berdoa ingin naik gunung dan memetiknya sendiri.


Suami saya langsung memotret dari segala sudut untuk dokumentasi. Sayangnya waktu itu saya tidak tertarik difoto hahaha masih insecure, jadi kami hanya mengabadikan bunga edelweisnya saja. Itu hasil fotonya begitu, karena kameranya rusak, kedinginan. Hasil fotonya aneh juga ada ungu-ungu dan itu semua hasil foto di akhir Februari itu seperti itu semua.


Begitu menemukan bunga ini di halaman rumah, di Mine Machi, Utsunomiya Shi, saya justru sayang sekali dan tak tega untuk memetiknya. Bunga itu indah berdiri tegak di tempat tumbuhnya. Memberi rasa kagum betapa bunga itu bisa membuat yang melihatnya menjadi bahagia sambil berkali kali mengucap asma Allah. Padahal kata teman saya, justru kalau tumbuh di halaman rumah bisa bebas memetiknya, ya. Tapi tidak saya lakukan.


Sekuntum bunga Edelweis
Sekuntum bunga Edelweis yang membuat bahagia

Menyesalkah saya? Tidak juga. Justru saya merasa bahagia karena bisa menekan ego saya untuk memetik bunga edelweis yang dilindungi negara ini. Biarlah kecantikannya akan terus abadi dan membuat alam sekitarnya menjadi riang.


Dan, entah sampai kapan saya akan memendam rindu pada rumah yang penuh berkah dengan segala isinya ini. Meski rumah tua itu sudah tidak ada lagi, tapi kenangan pada semua isinya, tetap ada di dalam hati.

Salam sayang,

Sri Widiyastuti

Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com

Related Posts

52 comments

  1. Jadi pengen ngomentarin ini waktu saya SMA, saya ingin naik gunung karena ingin memetik bunga edelweis ... apakah karena cerpen2 remaja waktu itu sering cerita tentang bunga edeweiss sebagai lambang cinta abadi, Mbak?

    ReplyDelete
  2. rumah di jepang itu asri2 ya mbak, temanku yang tinggal di sana juga bilang gitu tapi sayang harganya mahal sekali, makanya kebanyakan lebih memilih apato yang lebih terjangkau :)

    ReplyDelete
  3. cantik bangeeettt mbaaa
    Duh, perempuan pasti super hepi kalo dikasih bunga.
    tapi memang edelweiss ini jangan dipetik lah yaaa

    ReplyDelete
  4. wahh, tanpa harus naik gunung bisa ketemu bungan keabadian, ahh aku juga suka banget sama bunga edelweis, pernah dibawain sekali tapi dulu banget ummi.

    ReplyDelete
  5. Waahhh indahnya, orang-orang kudu ke gunung dulu buat liat edelweis, btw sekarang udah ga boleh metik edelweis sembarangan loh, udah ada undang-undangnya.

    Tapi kayaknya masih ada deh yang jual di Bromo :D

    ReplyDelete
  6. cantiikk. jadi inget dulu aku dibawain bunga ini sama spupuku balik dari gunung. dan ternyata itu dilarang metik. awet bunganya dari aku SMP sampe SMU..
    btw di sana berapa drajat mba bisa tumbuh bunganyaa?

    ReplyDelete
  7. Aku paling suka edelweis juga mba tuti, pas di Dieng aku sampek beli tak bawa pulang karena saking sukanya eheheh.

    ReplyDelete
  8. Walaupun boleh dipetik, tetapi memang mendingan dibiarin tumbuh aja. Lebih cantik kalau di halaman

    ReplyDelete
  9. Terakhir lihat bunga edelweis waktu naik gunung merbabu dan pas itu pemandangan sedang indah-indahnya, tapi tetap tidak kupetik bunganya, hanya ku nikmati dan mengambil gambar bersama padang savanahnya...

    ReplyDelete
  10. Keren ya bisa tumbuh di halaman rumah gitu. Gak susah-susah naik gunung buat lihat. Duh kapan ya aku terakhir lihat edelweis? Udah lama banget ih. kangen deh lihatnya :D

    ReplyDelete
  11. Masya Allah bisa lihat tumbuh edelweis di halaman rumah. Aku lihat udah lama juga di pegunungan waktu itu, tapi sayang banget banyak yg dijual waktu itu

    ReplyDelete
  12. Kalau di Indonesia, edelweis tumbuh di daerah dataran tinggi. Kalau di Jepang gitu gak? Takjub pastinya tuh. Aku punya bunga ini. Dibeliin Kakak di Bromo. Beneran abadi

    ReplyDelete
  13. Senangnyaaa bisa lihat bunga edelweis di halaman rumah. Nggak perlu mendaki gunung utk ketemu si cantik nan unik edelweis.

    ReplyDelete
  14. Aku dulu naik gunung juga pengen bisa metik edelweis. Tapi ketika gabung di ekskul Walhi di kampus, baru paham kalo gak boleh ambil apupun di atas gunung untuk dibawa pulang.
    Seneng ya mbak tetap bisa menyaksikan bunga edelweis meski tidak di gunung. Malah rejeki bisa menemukannya di halaman rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pernah dengar juga begitu, justru pecinta alam yang sebenarnya gak akan ngambil appaun dr alam utk dibawa pulang. Ada yg pervaya krn mitos hantu2an, ada jg yg murni krn gak pengen merusak keseimbangan alam

      Delete
  15. Katanya bunga edelweis lambang cinta ya mbak...makanya dulu banyak cewek yang suka sama cowok pendaki. Begitu turun gunung dihadiahi seikat bunga edelweis...oh so sweet banget...waaah pastinya takjub ya mbak saat melihat ada bunga edelweis tumbuh di halaman...apalagi di halaman rumah yang penuh kenangan, pasti jadi memori yang tak terlupakan.

    ReplyDelete
  16. Saya pun mengira bunga edelweis hanya tumbuh di gunung aja ditempat yang tinggi, eh ternyata bisa juga ya tumbuh di halaman rumah.Seandainya di halaman ada bunga edelwais dihalaman gak akan saya petik, dihalaman aja biar tambah cakep halamannya hehe

    ReplyDelete
  17. Aku baru tahu kalau bunga edelweis bentuknya seperti itu dan tumbuh di tempat dingin.

    ReplyDelete
  18. Indah sekali mbaaa...apalagi di foto terakhir berbingkai ungu (meski ternyata itu karena kamera rusak ya? Hihi)
    Alhamdulillah ya mba, Allah menjawab doa mba dg cantiiik sekali ��

    ReplyDelete
  19. kalau aku nemu edelweis di halaman rumah seperti itu pasti udah kegirangan hahaha, bakal seharian ngeilatin edelwies terus mbaak

    ReplyDelete
  20. Aku jadi speechless juga biasanya kutemui saat mendaki guning, ini ada dihalaman. Sesuatu yaaa.
    Btw so sweet banget tuh kalo mengenang rumah yang pernuh dengan kenangan ya Maaak.

    ReplyDelete
  21. MasyaAllah biasanya bunga ini cuma ada diatas gunung lho Mba, aku ingat bunga edelwis ini dikasi sama suami pas kami di Merapi dulu hehe

    ReplyDelete
  22. Motretnya pakai kamera apa mbak Sri?
    Sepertinya kalau lihat bunga tumbuh liar bisa tumbuh di halaman sendiri aku jg gak metik mbak aku biarin aja, toh udah di halaman sendiri gk kan ngilang hehe.

    ReplyDelete
  23. Saya baru ngeh juga kalau bunga Edelweis ini bisa tumbuh di negara empat musim. Iya juga ya Mbak, situasinya mungkin mirip mirip dengan puncak gunung....

    ReplyDelete
  24. waaaa keren bnget yaa bunga edelwaie, aku bbelum pernah liat penampakan bunga aslinya nih hihihi, seringnya liat penampakan bunga keringnya aja hehehe

    ReplyDelete
  25. ya ampuuuun cakep bangeeeeeeet... pertama kali ujame liat bunga edelwis waktu itu pas di baliiii ya ampun cakep banget putih putiih.. karena bukan anak gunung jadi ngeliatnya waktu itu di taman bungan edelwis di baliii

    ReplyDelete
  26. Cantik banget ih bungan Edelweisnya. Pertama kali lihat bunga Edelweis tuh pas lagi di Malino, Sulawesi Selatan. Terus, jadi keingat lagi sama bunga ini setelah nonton drakor Crash Landing On You. Hahahah

    ReplyDelete
  27. Mungkin karena habitat edelweis memang di daerah dingin, makanya di sana bisa tumbuh ya mba. Tapi tetap takjub deh punya edelweis di halaman rumah. Suatu keajaiban yang layak untuk selalu dikenang.

    ReplyDelete
  28. wah keren bisa tumbuh ya.. coba kalo di surabaya, udah pasti tewas duluan wkwk aku jadi inget bunga edelweis yang aku lihat di bromo beberapa tahun lalu.

    ReplyDelete
  29. Edelweis di Indonesia masih diperjual belikan, terutama di tempat wisata gunung.
    Dan aku pernah dapet oleh-oleh bunga ini dari mantan, biar gak ngambeg ceunah...hahaha...
    Sampai sekarang, sungguhan masih ada di rumah orangtua.

    ReplyDelete
  30. Setuju sih kalau nggak dicabut mba. karena biar aja tumbuh di lingkungannya yang dingin dan bisa mempercantik dunia daripada dipetik dan hanya buat cantik2 rumah atau feed ig kayak anak2 muda itu.
    aku pribadi yang sayang bgt kalau edelweis sampai dipetik :(

    ReplyDelete
  31. waaahh rejeki banget yaa, edelweis inget zaman masih SMA cuma dibawain sama temen2 yang naik gunung aja, kok bisa ya tumbuh di ketinggian rumahnya mba.

    ReplyDelete
  32. Aku pikir kalo di Jepang pasti tinggal di apartemen khas ala-ala gitu
    Tapi ternyata masih ada bangunan rumah dengan halaman yang luas yah mbaak,

    mungkin aku kebanyakan nonton dorama jadi bayangannya kayak yang ada di drama aja hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha ngakak baca komen Mb Erry. Rupanya tontonan emang mempengaruhi persepsi kita ya mba. Tapi emang bener loh, rumah Mb Tuti itu kayak rumah-rumah dinas di Indonesia kok tampilannya.

      Delete
  33. subhanallah, seneng banget mbak tiap keluar rumah bisa lihat bunga edelweis tanpa harus repot dan capek naik gunung.

    Saya pertama lihat edelweis di puncak Sindoro. Sayangnya saat itu nggak punya kamera, jadi nggak bisa berfoto dan tengah hamparan edelweis

    ReplyDelete
  34. Aku suka banget dengan bunga edelweis, pernah ke Merapi dan menemukan penjual bunga Edelweis langsung ku beli dan simpan di rumah.

    ReplyDelete
  35. Emang bunga gunung nih. Cantik banget. Bunganya mirip dengan yang ada di gunung2 di Jawa. tapi tajuknya beda banget ya sepertinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa..tahunya tuh ada di kawasan gunung. Asyik bener ini euy, gak mesti jauhjauh, di halaman rumah juga ada :)

      Delete
  36. Ah mbak,kerasa banget dari setiap kalimatnya ini pasti di tulis dengan perasaan mendalam. Pasti banyak sekali kenangannya dengan rumah itu ya termasuk dengan edelweis ini. Semoga bisa segera melepas rindu nanti ya

    ReplyDelete
  37. Kuasa Allah y mba... Happy banget y bisa melihat dari dekat apalg Ada di halaman rumah

    ReplyDelete
  38. Wahh pasti bahagia ya mbak..
    Bunga langka bisa tumbuh di halaman rumah...
    Bikin suasana rumah makin cantik

    ReplyDelete
  39. Ya ampuuun.. Kok bisa ya? Kirain bunga ini cm tumbuh ditempat tertentu aja. Sy pertama kali liat edelweis waktu SMP. Bukan dr naik gunung tp diliatin guru smp sy. Sejak itu pengen banget naik gunung. Tp gak kesampean. Haha

    ReplyDelete
  40. Ternyata doanya dikabulkan dengan cara berbeda ya mb...ga perlu naik gunung,malah ada di depan rumah..hihi.. Btw jadi membayangkan rumahnya. Biar tua tapi sepertinya tidak serem ya...

    ReplyDelete
  41. Setuju banget Teh, bunganya tidak dipetik tapi dinikmati keindahannya apa adanya ya..duh kangen naik gunung..

    ReplyDelete
  42. Waàh bisa ya edelweis tinggal di halaman. Cantiiik sekali. Kalau disini biasanya tumbuh di pegunungan ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah unik sekali yaaa di halaman rumah bisa tumbuh bunga edelweiss. Bener banget Mba, justru dengan kita menekan ego untuk tidak memetik bunga nya, jadi ada kepuasan tersendrii gitu yaaa

      Delete
  43. Masya Allah, enggak perlu susah-susah naik gunung ya, pengalaman indah banget :)

    ReplyDelete
  44. Oooh begitu ya Mba penampakan edelwis? Walah, katrok nya saya . Saya pikir ada mahkota bunganya kaya mawar putih kecil gitu. Ternyata nampak mirip bunga kering, mungkin faktor habitat ya , ga memungkinkan dia punya batang cokelat kehijauan. Woaah, saya berasa liat edelwis dengan mata kepala sendiri ..makasih sharing nya Mba :)

    ReplyDelete
  45. Bunga yang kurindukan....Alhamdulilllah bisa tumbuh di halaman. Kalo aku disini harus nekat dulu ke dataran tinggi untuk menemuinya hahah...

    ReplyDelete
  46. Mungkin lingkungan di rumah mba seperti udara di pegunungan, jadi bunga Edelwis bisa tumbuh sendiri.

    Andai di pekarangan rumah Indonesia bisa tumbuh bunga Edelwis ya mbaa, kesempatan langka banget.

    ReplyDelete
  47. Sebenernya suka banget sama Edelwis tapiii kalo dicabut gitu juga sayaaang banget rasanya. Coba kalo bisa tumbuh di sekitar rumah, aduh, betah deh berlama-lama buat ngeliatin :')

    ReplyDelete
  48. aku pernah lihat bunga edelweis pas ke brastagi. pingin punya bibitnya terus tanam di kampungku. soalnya disana dingin

    ReplyDelete

Post a Comment

iframe komentar