Kampung Labirin Dari Kampung Biasa jadi Kampung Wisata

Kampung Labirin Dari Kampung Biasa jadi Kampung Wisata

9 comments

Kampung labirin dari kampung biasa jadi kampung wisata. Haloo, Moms! Pernah tersesat di sebuah perkampungan dan 10 menit kemudian merasa khawatir tidak bisa keluar dari kampung tersebut? Saya pernah mengalaminya waktu saya hendak ke pondok anak saya di daerah Ciawi. Padahal sudah menggunakan google maps, masih saja tersesat. Alhamdulillah setelah bertemu dengan seorang penduduk kami bisa keluar dari kebingungan di daerah perkempungan dan perbukitan tersebut. Duh, gusti!

Kampung Labirin dari kampung biasa jadi kampung wisata

Nah, di tengah Kota Bogor, tepatnya Babakan Pasar Bogor Tengah ada kampung yang kalau kita masuk ke dalamnya bakalan bingung bisa menemukan rumah yang kita cari. Saking berkeloknya gang di kampung tersebut. Seperti labirin yang memiliki jalan berlorong yang berliku-liku dan simpang siur, seolah-olah kita hanya berkeliling di satu tempat. Nama kampungnya Kampung Labirin.

Sejarah Kampung Labirin

Kampung Labirin, dahulunya bernama Kampung Kebon Jukut karena di daerah itu tumbuh jukut (Bahasa Sunda) atau rumput di sekitar kampung. Lalu berubah menjadi Kampung Labirin karena kampung itu pemukiman penduduk yang padat dengan lorong yang berliku-liku.

Kampung Labirin

Penamaan Kampung Labirin ini tak datang begitu saja. Saking penasarannya, saya akhirnya menghubungi Arini, seorang gadis yang bersama-sama warga Kampung Kebon Jukut lainnya berusaha mengubah kampungnya menjadi kampung wisata, Kampung Labirin.

Adalah Arini (24 tahun) seorang gadis yang mengetahui sejarah lahirnya Kampung Labirin ini. Dia menceritakan, ketika Arini masih duduk dibangku sekolah SMK, dia les bersama dengan teman-temannya di Terminal Hujan. Terminal Hujan adalah tempat belajar anak-anak di sekitar terminal Baranangsiang Bogor. Pengajarnya adalah seorang volunteer, Kak Anggun, dosen di suatu kampus yang mendedikasikan ilmunya untuk anak-anak di Terminal Hujan Bogor.

"Suatu hari Kak Anggun menyampaikan kepada Arini, setelah melihat banyak pedagang yang masuk ke Kampung Kebon Jukut dan tersesat karena banyaknya lorong di Kampung Kebon Jukut (Kampung Labirin dahulu), kata Kak Anggun, jalan di Kampung Kebon Jukut seperti labirin yang membuat orang hanya berputar di tempat yang sama, tidak tahu arah." demikian cerita Arini.

Kampung Berseri Astra
Jembatan menuju Kampung Labirin credit foto: Arini
Akhirnya tercetuslah ide dari Kak Anggun menjadikan Kampung Kebon Jukut menjadi Kampung Labirin. "Kata Kak Anggun, dengan kondisi kampung yang penuh lorong dan seperti labirin, kampung ini menarik jika dinamakan Kampung Labirin. Selain menarik, Kampung Labirin akan berubah dari kampung yang tadinya biasa saja, menjadi kampung wisata."

Singkat cerita, Kak Anggun diantar oleh Arini menghadap Bapak RW 10, Pak Encep Musa. Kak Anggun menyampaikan idenya menjadikan Kampung Kebon Jukut menjadi Kampung Labirin. Bapak RW setuju sekali dengan ide ini. Lalu Kak Anggun membantu mengajukan proposal kepada Astra Honda agar mendapatkan bantuan pembinaan dari Astra Honda lewat program Kampung Berseri Astra.

Syukur alhamdulillah pada tahun 2018, Yayasan Honda Astra Motor menerima proposal dan bersedia memberikan bantuan dan pembinaan untuk Kampung Labirin.

Akhirnya Kampung Labirin pun lahir. Kampung Labirin diluncurkan pada tanggal 1 Desember 2018 dihadiri oleh Bapak Walikota Bogor Bima Arya dan Yayasan Honda Astra Motor sebagai pembina Kampung Berseri Astra untuk Kampung Labirin.

Launching Kampung Labirin
Peresmian Kampung Labirin dihadiri Walikota Bogor Bima Arya - credit: Arini
Lalu pada Januari 2019 Kampung Labirin resmi dibuka untuk umum dengan membuat acara Festival Kampung Labirin. Di dalam festival ini pengunjung dijamu dengan berbagai wahana antraksi yang telah disiapkan oleh warga Kampung Kebon Jukut yang telah berubah nama menjadi Kampung Labirin.

Wahana dan Atraksi Kampung Labirin

Lahirnya Kampung Labirin disambut antusias oleh seluruh warga Kampung Labirin. Mereka bahu membahu mengubah kampung mereka yang tadinya tidak  menarik menjadi kampung wisata yang indah dan berseri.

Semua warga berpartisipasi dalam mewujudkan Kampung Labirin ini. Rumah mereka dicat dengan warna hijau yang menarik, yang menandakan bahwa asalnya Kampung Labirin adalah Kampung Kebon Jukut. Lalu tembok rumah diberi mural yang membuat pemandangan kampung menjadi tidak biasa.

Lalu pemuda pemudinya setiap akhir pekan mengajar anak-anak untuk belajar menari Jaipong, memainkan alat musik angklung dan marawis. 

Sehingga akhirnya pada festival pertama Kampung Labirin, warga Kampung Labirin dapat menjamu para tamu dengan berbagai atraksi dan wahana yang mereka tawarkan sebagai Kampung Wisata di Bogor.

Apa saja wahana dan atraksi yang bisa dinikmati oleh pengunjung Kampung Labirin? 

Ada banyak, Moms! 

Tour Guide Menyusuri Kampung Labirin

Tour Guide Kampung Labirin
Tour guide, foto credit: Arini

Tari Jaipong, 

Tari jaipong
Penari Tarian Jaipong di acara Festival Kampung Labirin, credit foto: Arini

Marawis

Marawis
Marawis menyambut tamu di Festival Kampung Labirin, credit foto : Arini

Permainan Angklung 

Permainan Angklung
Tim Angklung Kampung Labirin, credit foto: Arini

Keripik Emping Jengkol 

Emping Jengkol
Produk khas Kampung Labirin Emping Jengkol, credit foto: Arini

Kopi Jenaka

Kopi Jenaka
Kopi Jenaka dan Walikota Bogor, Bima Arya, credit foto: Arini

Arung Jeram

Arung Jeram Kampung Labirin
Menyusuri sungai Ciliwung dengan perahu karet, credit foto: Arini


Kampung Labirin Kampung Ecopreneur di Bogor

Sejak  Kampung Labirin mendapatkan pembinaan dan bantuan dari Yayasan Honda Astra Motor kampung yang tadinya kampung biasa menjadi Kampung Ecopreneur di Kota Bogor. Kampungnya yang tadinya tidak terawat dan banyak jukut (rumput) di wilayah itu, kalau dibayangkan seperti daerah gersang yang ditumbuhi rumput liar yang kumuh dan tidak berdaya, menjadi kampung yang bersih, asri dan berseri berkat pembinaan Astra pada Program Kampung Berseri Astra.

Dari gaya bicaranya Arini terlihat senang sekali ketika bercerita mengenai sejarah berdirinya Kampung Labirin ini. Dia merasa senang karena kampungnya yang dulunya biasa saja menjadi luar biasa. Ibaratnya seekor kupu-kupu yang bermetamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu cantik.

"Seneng banget Bu karena Kampung Labirin membuat kampung saya menjadi Kampung Wisata yang hidup. Dari dulu warga Kampung Labirin memiliki sifat ramah, gemar menolong  serta bergotong royong. Namun sejak Kampung Jukut menjadi Kampung Labirin, warga menjadi semakin rajin dan kepeduliannya kepada lingkungan semakin tinggi. Selain itu warganya menjadi semakin disiplin dalam menjaga kebersihan kampung. Ada sampah sedikit langsung dibersihkan. Dinding rumah menjadi lebih hidup karena penuh warna dan mural cantik. Semua berusaha memberikan yang terbaik untuk Kampung Labirin. Dari yang memiliki skill menari, menyanyi, sampai usaha rumahan berpartisipasi semua."

Wah, luar biasa sekali yaa. Hebat warga Kampung Labirin. Makanya, saya tidak ragu memberi label Kampung Labirin sebagai salah satu Kampung Ecopreneur di Kota Bogor.

Selain warga nyaman dengan keadaan kampungnya yang menjadi cantik berseri, juga warga kampung mendapatkan penghasilan dari Kampung Labirin ini. Seperti misalnya, semua yang melakukan performance dalam festival akan mendapatkan bagi hasil dari acara festival yang diselenggarakan tersebut. Dari mulai penari Jaipong, permainan musik angklung, tour guide dan berbagai macam penyedia makanan dan minuman yang disediakan.

Salah satu produk unggulan Kampung Labirin adalah Emping Jengkol. Ini juga usaha yang dikembangkan lewat bantuan pembinaan dari Kampung Berseri Astra. Alhamdulillah ibu-ibu warga Kampung Labirin memiliki penghasilan lewat pembuatan camilan Emping Jengkol dan Kedai Cila (kedai yang berdiri di tepi sungai ciliwung, jadi dinamakan Kedai Cila). Hal ini berkat bantuan dari program Kampung Berseri Astra. 

Arini sangat berterima kasih kepada Yayasan Astra Motor. Lewat Program Kampung Berseri Astra, akhirnya Kampung Labirin menjadi kampung yang nyaman dihuni dan menghasilkan kebaikan kepada warganya dan untuk masyarakat Bogor pada umumnya. Semoga saja banyak yang terinspirasi dengan Kampung Labirin dan menjadikan kampung lainnya di Indonesia menjadi kampung yang berdaya.

Harga Tiket Masuk ke Kampung Labirin

Nah, kalau Moms penasaran ingin melihat langsung Kampung Labirin, bisa hadir saat Kampung Labirin mengadakan Festival Kampung Labirin. Biasanya dilakukan weekend. Harga tiketnya cukup terjangkau, yaitu IDR35.000/pack. Ini semua sudah mendapatkan semua service atau layanan dari tour guide Kampung Labirin, yaitu disambut dengan marawis, tarian jaipong, makan dan minuman, permainan angklung dan jika mau bermain arung jeram menggunakan perahu karet hanya tambah IDR5.000 per orang.

Simpulan

Kampung Labirin dari kampung biasa jadi kampung wisata. Kampung Labirin tak sekadar inspiratif namun juga patut diangkat menjadi kampung percontohan oleh semua kampung yang ada di Bogor khususnya dan di seluruh Indonesia. Warganya bahagia karena pemukiman kampung menjadi bersih dan berseri dan memiliki penghasilan dari Kampung Labirin lewat pembinaan Program Kampung Berseri Astra. 

Memang tidak mudah mengelola kampung agar bisa menjadi kampung berdaya. Diperlukan kerja sama yang erat antara warga masyarakat, pemerintah dan stakeholder untuk mewujudkan impian seorang anak kampung, seperti Arini ini. Lewat Program Kampung Berseri Astra, Arini dapat mewujudkan impiannya memiliki kampung wisata, Kampung Labirin. Arini juga kini memiliki usaha sendiri Kopi Jenaka. Usaha kopi ini dia tekuni bersama teman-temannya di kampung. Sejak Kampung Labirin dikenal masyarakat umum, kini Kopi Jenaka menjadi salah satu kopi yang disuguhkan pada tamu yang datang ke Kampung Labirin.

Yuk, Moms, kita janjian ke Kampung Labirin. Silakan komen di kolom komentar untuk menentukan jadwal perjalanan kita ke Kampung Labirin. Kita barengan ke Kampung Labirin untuk menyesap Kopi Jenaka dan menikmati keindahan Kampung Labirin.



Sri Widiyastuti
Saya ibu rumah tangga dengan 6 orang anak. Pernah tinggal di Jepang dan Malaysia. Isi blog ini sebagian besar bercerita tentang lifestyle, parenting (pengasuhan anak) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan perempuan. Untuk kerjasama silakan hubungi saya melalui email: sri.widiyastuti@gmail.com

Related Posts

9 comments

  1. Aku pernah tinggal di kampung yang jalannya kaya labirin. Kalau ke Kampung Labirin Bogor, tentu saja belum. Seneng deh kalau warga sana bisa manfaatin tempat tinggalnya buat jadi wisata. Banyak masyarakat yang terbantu pastinya

    ReplyDelete
  2. Tepat sasran ya berarti ASTRA yang memberi bantuan dan pembinaan. Ikut seneng juga sih ya melihat kampung yang awalnya biasa aja menjadi luar biasa, bahkan sekarnag menjadi kampung wisata.
    Pariwisata gini kan bagus ya buat menambah penghasilan penduduk sekitar.

    ReplyDelete
  3. Menarik sekali ini ya mbak, kampung yang dulunya biasa saja bisa disulap jadi kampung wisata. Idenya itu kok ya ada aja ya, kampung labirin gara jalannya Muter2 Muter2 hehe. Tentunya berkah dan bermanfaat untuk warga sekitar khususnya..

    ReplyDelete
  4. wah pengen cobain ke sana kayaknya seru banget deh, ternyata baru buka 2019 ya smapai sudah ada festivalnya ya, wah pengen dateng pas festivalnya

    ReplyDelete
  5. Kampung labirin seru banget ya menjadi tempat wisata aku sendiri belum pernah itu pergi ke sini. Pasti seru banget. Tempat wisata biasanya akan menambah wawasan penghasilan warga sekitarnya.

    ReplyDelete
  6. unik ya Mbak nama kampungnya.
    warga kampung Labirin sekarang pasti senang banget ya, kampungnya jadi banyak yang berkunjung sekarang dan gak takut tersesat lagi dong ya.

    ReplyDelete
  7. selalu suka melihat hal yang awalnya biasa saja, terus berubah menjadi luar biasa dan bermanfaat buat banyak orang

    ReplyDelete
  8. Baru tahu kalau jukut itu rumput, Teh. Aku pernah kesasar saat memasuki desa itu seiinget aku di kampung naga apa ya, tapi kubawa santai aja sekalian menikmati pemadangannya

    ReplyDelete
  9. Moga suatu saat saya bisa mengunjungi. Senang rasanya kalau bisa berwisata yg bernuansa lokal begini. Keren ya Kampung Astra.

    ReplyDelete

Post a Comment

iframe komentar