Perjalanan menuju multaqo LSBPI MUI. Multaqo Seniman dan Budayawan Muslim di Indonesia baru saja usai. Perhelatan akbar perdana yang diinisiasi oleh Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI ini digelar pada tanggal 2 dan 3 Agustus 2022 di Hotel Sari Pasifik, Jakarta.
Alhamdulillah, saya merasa sangat beruntung bisa menghadiri acara penting ini dan baru pertama kali diadakan di Indonesia. Asli banget, tadinya enggak pede mengikuti acara ini, tapi berkat dukungan dari teman-teman BPH FLP, Daeng Gegge, Mas Rafif dan Mas Koko, akhirnya saya memberanikan diri mewakili FLP menghadiri acara multaqo tersebut.Iya, ini asal usulnya begini. Tanggal 28 Juli, Daeng Gegge, Ketua Umum FLP mengabarkan, bahwa dirinya diundang oleh LSBPI MUI untuk menghadiri Multaqo Seniman dan Budayawan Muslim di Indonesia. Namun Daeng tidak bisa hadir karena satu dan lain hal.
Setelah berdiskusi di grup BPH, Pak Ketum, Daeng Gegge dan Pak Sekjen, Rafif Amir, menyepakati saya menjadi perwakilan FLP mewakili ketua FLP karena saya tinggal di Jabodetabek tepatnya di Kota Bogor.
Agak tarik ulur sebenarnya, saya agak keder dan minder menghadiri undangan multaqo MUI. Setelah saya cari artinya, multaqo adalah pertemuan para ulama dan cendekiawan. Saya merasa tidak pantas hadir di tengah para seniman, budayawan dan sastrawan se-Indonesia itu.
Saya malah merekomendasikan Kang Dr. Irfan Hidayatullah untuk hadir di forum dengan undangan terbatas itu. Namun Daeng Gegge terus menguatkan saya, dengan mengatakan bahwa saya termasuk dalam kategori yang bisa mengikuti pertemuan tersebut. Daeng Gegge juga men-share informasi/berita mengenai kegiatan multaqo yang pernah dilakukan oleh MUI di bulan Januari lalu, alhamdulillah saya menjadi mengerti garis besar dari pertemuan itu.
Ketika saya meminta izin kepada suami, eh, delalah kok, suami mengizinkan. Ya, Allah, ada petunjuk apakah gerangan, sampai suami mengizinkan saya mengikuti acara Multaqo MUI di Jakarta.
Padahal suami saya ini ketat banget, beberapa kali meminta izin mengikuti acara di Jakarta selalu saja ditolak. Eh, kok hari itu beliau mengizinkan. Pesannya hanya satu, hati-hati tetap prokes.
Bismillah, saya pun melaporkan ke grup BPH saya diizinkan suami pergi.
Lalu dua hari sebelum acara Multaqo itu, saya menghubungi CP panitia yang ada di surat undangan, Pak Zul Ardhian, menyampaikan bahwa saya menjadi perwakilan dari FLP yang akan hadir di acara Multaqo LSBPI MUI.
Alhamdulillah Pak Zul sangat informatif sekali. Beliau memberikan sedikit gambaran pertemuan Multaqo yang akan diselenggarakan LSBPI MUI. Menurut Pak Zul, saya hanya tinggal datang saja di pertemuan tersebut dan tidak perlu membawa surat tugas.
Meskipun tidak memerlukan surat tugas, tapi sebagai salah satu tertib organisasi, saya pun membuatkan surat tugas untuk diri saya sendiri (hihihi), biasanya saya membuat surat tugas untuk anggota, hari itu saya membuat sendiri untuk keperluan saya. Hanya saja ketika saya sedang menulis surat tugas, dan siap diprint, eh lampu mati setengah harian (itulah makanya, jangan menunda pekerjaan, Sri!)
Saya agak khawatir juga saat itu, pas esok harinya mau ke Jakarta, kok lampu tiba-tiba padam, padahal tetangga kiri kanan aman-aman saja. Akhirnya setelah bersabar selama 4 jam mati lampu, saya melakukan pengaduan ke PLN lewat aplikasi PLN Mobile. Alhamdulillah lampu menyala kembali setelah 5 jam mati.
Malam itu saya merasa capek sekali, dan tertidur tanpa sempat menyelesaikan surat tugas yang belum diprint. Akhirnya pagi-pagi sebelum berangkat ke Jakarta saya memprint surat tugas, profil FLP yang akan dibagikan pada relasi baru (maklum sekretaris kudu gercep lihat peluang ketemu banyak orang, siapa tahu ada yang mengajak kerja sama), serta memprint out susunan acara Multaqo MUI hari itu.
Dini hari menjelang subuh, saya masih saja galau. Bagaimana nanti di pertemuan multaqo itu? Mana belum tahu rute ke hotel Sari Pasifik pula. Akhirnya saya bertanya ke beberapa grup whatsapp dan mengontak beberapa teman yang tinggal di Jakarta.
Salah satu yang saya kontak adalah mbak Rahmadiyanti Rusdi. Mengajak hadir di pertemuan multaqo dan sekaligus bertanya transportasi yang bisa mengangkut saya dari Bogor sampai ke Hotel Sari Pasifik. Namun sayangnya mbak Dee mungkin sedang sibuk jadi WA saya belum dibaca sampai pagi.
Namun ada informasi yang masuk dari Mbak Lia, Bunda Shidqi yang menyarankan saya untuk naik komuter line jurusan Jakarta Kota dan turun di Gondangdia. Alhamdulillah, informasi itu masuk tepat ketika saya sudah mulai siap-siap berangkat menuju Stasiun Bogor. Jadi tenang karena sudah tahu harus naik apa dan turun di mana. Thanks Bunda Shidqi.
Alhamdulillah perjalanan pagi itu benar-benar dipenuhi rasa syukur. Saya bisa menghandle pagi dengan bersemangat (meski deg-degan sebenarnya - gugup). Anak-anak juga semua kooperatif. Saki saya liburkan hari itu tidak bersekolah. Alhamdulillah Teteh sedang tidak ada tugas dan tidak ada zoom dari kampus, jadi bisa menemani Saki saat di rumah. Yang sekolah sudah saya buatkan bento/bekal, begitu juga dengan yang sekolah di rumah, makanan sudah aman terkendali sampai saya pulang kembali ke rumah.
Life is Journey: Jakarta I'm Coming!
Pagi itu saya diantar Pak Suami dengan mengendarai motor Honda Vario menuju Stasiun Bogor. Jam menunjukkan pukul 6.30 WIB. Alhamdulillah bisa naik kereta ke Jakarta Kota yang berangkat pukul 6.45. Masih ada waktu 15 menit.
Hari itu pertama kali saya menginjakkan kaki lagi di Stasiun Bogor. Banyak yang berubah. Sekarang menuju tempat tiket harus berjalan satu per satu mengikuti sebuah alur masuk. Dari kejauhan suara petugas wanita mengingatkan penumpang untuk menunjukkan kartu vaksin atau lewat aplikasi pedulilindungi.
Wah, saya benar-benar lupa tidak mempersiapkannya. Padahal di masa pandemi begini, surat tanda selesai vaksin itu dibutuhkan sekali, ya untuk membuktikan kita telah selesai vaksin dan dalam keadaan sehat.
Saya pun memperlambat langkah kaki. Saya perhatikan semua orang berjalan cepat dan tidak ada yang menscan hapenya untuk menunjukkan aplikasi pedulilindungi. Hanya ada satu dua orang saja. Saya mencoba mendowload aplikasi itu, tapi hape jadoel yang sudah low space ini benar-benar tidak bisa menerima aplikasi baru.
Akhirnya saya berjalan saja melewati petugas sambil menenteng hape. ALhamdulillah tidak diperiksa sama sekali. Ya Allah, saya seperti keluar dari lobang jarum hehe jangan ditiru yaa. Ini menjadi catatan penting saya, lain kali harus siap sedia kartu vaksin yang sudah diprint agar tidak perlu cemas menghadapi petugas KA.
Lalu saya pun bergegas ke tempat tiket. Karena sudah mengantongi beberapa e-money, saya pun menempelkan salah satunya di mesin pemindai kartu. Eh, ternyata kartu yang saya pakai kartu debet. Wah .. gak bisa dipakai deh.
Alhamdulillah, saya membawa kartu KA milik anak nomor 2. Meski saldonya kurang tapi masih bisa dipergunakan dengan menambah saldo. Jadi, hari itu saya membawa semua kartu yang bisa saya pergunakan untuk naik bus (e-money), naik angkot di Jakarta (Jak Lingko) dan kartu multi trip untuk naik kereta.
Buru-buru saya mengisi saldo di mesin pengisi saldo kartu multi trip. Jangan lupa bawa uang pecahan kertas yaa, seperti 2000, 5000, 10.000 atau 20.000. Karena baru pertama kali lagi mengisi saldo di mesin otomatis itu, saya perlu bantuan dari petugas. ALhamdulillah petugas KAnya sangat ramah dan sat set membantu saya yang kebingungan. Tak menunggu lama, kartu multi trip pun terisi lagi dengan 2x pengisian dengan pecahan 10.000.
Alhamdulillah setelah itu saya bisa duduk manis di kereta paling ujung khusus untuk perempuan. Kondisi di dalam kereta aman terkendali. Hanya saya sesekali ada suara batuk yang datang dari sisi kanan namun jauh dari saya. Agak paranoid juga saat pandemi begini ya.
Saya pun berdoa semoga dijauhkan dari penularan penyakit saat berkendaraan umum.
“Ya Allah, hindarkanlah kami dari bala, kesusahan ekonomi, wabah, serta virus Corona, dan bala lainnya yang hanya dapat ditolak oleh-Mu, wahai yang Maha Kuat, yang Maha Perkasa, wahai Rabb semesta alam. Tiada tuhan selain Engkau, sesungguhnya kami termasuk golongan yang berbuat aniaya.”
Pukul 08.00 kereta tiba di Stasiun Gondangdia. Wah, ternyata naik kereta cepat juga sampainya ke Jakarta. Saya tidak terburu-buru karena masih ada waktu 30 menit menuju pembukaan acara. Lalu saya bertanya kepada petugas penjaga pintu gerbang peron kereta arah menuju Hotel Sari Pasifik.
Kalau saya baca di petanya sih hanya 460 meter or something gitu. Jadi saya putuskan berjalan kaki menuju Hotel Sari Pasifik tempat acara multaqo diselenggarakan. Saya ingin menikmati Kota Jakarta di pagi hari dan berusaha meminimalisir kontak dengan orang lain (driver Grab or Gojek).
Alhamdulillah, meski keringat bercucuran, saya cukup senang hari itu. Akhirnya bisa juga berjalan-jalan di Jakarta. Pagi itu saya niatkan berjalan kaki menuju Hotel Sari Pasifik dalam rangka olahraga 10.000 langkah sehat. Sip!
Jadi nih, ya Moms, kalau Moms mau ke Hotel Sari Pasifik dengan berjalan kaki dari Stasiun Gondangdia, dari pintu keluar, belok ke kanan, lalu ikuti saja jalan yang berpagar itu, lalu menyeberang ke jalan ke arah Gedung MNC. Dari situ terus saja jalan lurus ke arah Sarinah. Kalau lihat gedung Bawaslu jangan nyebrang ya, tapi belok ke kanan, lurus saja, Hotel Sari Pasifik ada di kanan jalan.
Tepat pukul 08.28 saya sampai di depan Hotel Sari Pasifik. Masih ada waktu 2 menit menuju pembukaan acara. Saya pun berfoto dulu dong di depan hotel, mengabadikan perjalanan saya pagi itu. Cekrek!
Multaqo LSBPI MUI
Apa sih sebenarnya multaqo yang digelar oleh Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI itu?
Multaqo dikutip dari apa yang disampaikan oleh Ustaz Erick Yusuf (Ketua panitia acara multaqo LSBPI) adalah pertemuan atau perjumpaan. Multaqo Seniman dan Budayawan Islam artinya pertemuan yang dihadiri oleh para seniman dan budayawan se- Indonesia.
Tema yang diusung oleh LSBPI MUI dalam multaqo hari itu adalah Meneguhkan Orientasi Seni dan Budaya Islam dalam Membangun Peradaban Bangsa.
Multaqo Seniman dan Budayawan Muslim di Indonesia ini dihadiri oleh para seniman, budayawan, sastrawan, akademisi, praktisi seni, Ketua MUI provinsi, kota dan kabupaten, organisasi dan komunitas muslim yang konsen kepada seni, budaya dan peradaban Islam di Indonesia
Sejumlah tokoh yang saya kenal dan juga artis papan atas turut hadir dalam pertemuan seniman dan budayawan muslim ini, seperti Kang Abik - Kang Abik mah jelas hadir lah ya, kan Ketua LSBPI, lalu ada bunda Helvy Tiana Rosa, Dwiki Darmawan, Oki Setiana Dewi -kabarnya mbak Oki ini baru landing dari Mesir langsung merapat di acara multaqo, masyaAllah, saking ghirohnya!, Ustaz Erick Yusuf, Teddy Snada, Afwan Izzatul Islam dan sorenya Kang Irfan Hidayatullah juga hadir masyaAllah, Agus Idwar dan lain-lain. Eh, ada artis lawan main Oki di KCB, cuma saya baru inget namanya pas udah pulang - Kholidi Asadil Alam, Eyang Taufik Ismail dan Sutardji Calzoum Bachri.
Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia |
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia Multaqo, Ustaz Erick Yusuf, secara garis besar kegiatan multaqo LSBPI MUI ini diselenggarakan dalam konsep 3-1, yaitu Multaqo, FGD dan Rakornas.
Multaqo diselenggarakan untuk silaturahim merapatkan barisan para seniman dan budayawan muslim, mengikat hati (takliful qulub) sehingga akan tercipta sinergi dan kolaborasi antara seniman dan budayawan muslim dengan LSBPI MUI dalam satu wadah.
FGD sendiri diadakan dalam rangka menuju Kongres Kebudayaan Islam tahun 2023. Sementara itu Rakornas diselenggarakan untuk meramu dan merumuskan masukan-masukan atau rekomendasi yang telah diterima oleh LSBPI MUI ke dalam sebuah kesepakatan yang akan menjadi langkah gerak LSBPI ke depannya.
Seni adalah Wasilah Dakwah
Seni adalah wasilah dakwah, saya seringkali mendengar statemen ini dan pada pembukaan multaqo LSBPI MUI saya mendengarnya dari Wakil Presiden RI, Prof. DR. K.H. Ma'ruf Amin.
Dalam kata sambutannya beliau menceritakan bagaimana dalam Islam, ternyata syair itu sudah dikenal sebagai konter terhadap lisan jahat kaum musyrikin yang menghina ALlah dan Rasul-nya dengan syair yang jahat.
Seorang sahabat Rasulullah SAW, Hassan bin Tsabit dikenal sebagai penyair Rasulullah. Hassan bin Tsabit memiliki tugas mengcounter propaganda hitam yang dilancarkan musuh-musuh Islam dengan syairnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Hassan, engkau tentu mengetahui yang telah dilakukan kaum musyrikin Makkah. Karena itu, padamkanlah semangat mereka dengan syair-syairmu. Sebaliknya, bangkitkanlah semangat kaum Muslimin dengan syair-syairmu."
Mendengar sabda Rasulullah SAW, Hassan bin Tsabit pun meluncur syair-syairnya bagaikan anak panah yang menghujani dada para penista kebenaran dan para penghina Allah dan Rasulullah. Rasulullah SAW sangat menghargai usaha Hassan bin Tsabit memerangi kaum musyrikin dengan syair dari lisanya. Rasulullah pun mendoakannya sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat al-Bukhari bahwa kelak Malaikat Jibril akan membersamainya.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah SAW bersabda, “Ruhul Qudus (Jibril) akan tetap mendukung dan melindungimu selama engkau memuji Allah dan Rasul-Nya.”
Hassan bin Tsabit dengan kemampuan syairnya yang dapat mematahkan segala propaganda buruk kaum musyrikin mendapatkan kehormatan di sisi Rasulullah SAW.
Oleh karena itulah Wapres RI berpesan kepada seluruh seniman dan budayawan, bersikaplah seperti Hassan bin Tsabit. Perannya sebagai seorang penyair sangat besar pada dakwah Islam di masa itu.
Berkaryalah sebagaimana Hassan bin Tsabit yang memiliki sebuah misi dakwah sebagaimana dahulu beberapa sahabat Nabi yang tekenal sebagai pujangga. Tidak hanya Hassan bin Tsabit, banyak sahabat nabi lainnya yang juga menjadikan syair-syair mereka untuk membela agama Allah, seperti Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rahawah. Bahkan ketua MUI pertama pun seorang pujangga dakwah, yaitu Buya Hamka.
Sungguh mendengar cerita ini, membuat saya merinding. Kadang kita merasa bukan ustaz, bukan ulama, bukan orang pintar agama, jadi mengesampingkan dakwah.
Padahal berdakwah itu bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja karena Allah telah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini. Harus siap mensiarkan Islam lewat berbagai aspek kehidupan.
Islam menjadi sebuah budaya, habit dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan kita di dunia ini. Seorang seniman harus menonjolkan keislamannya dalam sebuah karyanya. Sehingga jejak Islam ada di setiap karyanya sebagai sebuah bukti ketaatan pada Allah SWT.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan."
Allah menganugerahi manusia fitrah menyenangi keindahan. Contohnya yang sangat dekat dengan kehidupan kita adalah kita menyenangi pemandangan alam yang kita lihat, kita abadikan dengan kamera, dengan lukisan lalu diupload ke instagram dengan berbagai caption yang menunjukkan kemaha agungan Allah.
Seorang anak kecil baru lahir juga spontan menari ketika mendengar bunyi musik. Oleh karena itu sebagai seorang muslim, tentu saja kita harus bisa mengontrol dan mengarahkan, musik yang mana yang bisa didengar oleh anak. Tentu saja musik yang mengingatkan kita kepada Allah SWT.
Buku Prinsip dan Panduan Seni Islami
Jangan khawatir jika kita awam terhadap kesenian islami. LSBPI MUI juga telah merilis buku dengan judul Prinsip dan Panduan Seni Islami.
Buku Prinsip dan Panduan Umum Seni Islami |
Seperti dikutip dari perkataan Wamenag RI Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si, yang beliau kutip dari perkataan Prof. Dr. A. Mukti Ali, "Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna."
Oiya, Moms, alhamdulillah Multaqo Seniman dan Budayawan Muslim di Indonesia ini telah menghasilkan 5 rekomendasi untuk meningkatkan kualitas dan peran seniman muslim Indonesia. Untuk bisa membacanya, Moms bisa membacanya di website Majelis Ulama Indonesia, yaa.
Senang rasanya bisa berkumpul di satu tempat dengan para seniman. Bagus sekali mbak acaranya. Perjalanan yang menyenangkan ya mbak, beruntung ada teman-teman yang sigap memberikan informasi seperti naik KRL dll
ReplyDeleteAlhamdulillah. Berkat ijin suami untuk mengikuti acara Multaqo MUI di Jakarta, perjalanan mbak jadi lancar, dimudahkan, dan dapat mengikuti acara dengan sukses.
ReplyDeleteSaya suka sekali dengan kalimat ini "Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna." Sangat dalam dan penuh makna.
Pasti dagdigdurser ya, Mbak ikut acara besar kaya gini. Dakwah islam memang nyeni. Sejak zaman Nabi, Wali Songo juga. Misalnya dengan syair juga sayang. Jadi gak ngerasa digurui
ReplyDeleteSaat baca judul, saya langsung bertanya dalam hati, apa sih multaqo. Lalu baca paragraf 1-2-3 belum ketemua jawabannya. Bersyukur ketemu di prgraf kelima hehehe. Asik dong mba Sri bisa hadir ke acara semacam itu. Menambah ilmu, wawasan, dan hubungan pastinya.
ReplyDeleteBtw, kok saya jadi ingat cerita ttg Afganistan. Yakni ketika di era Taliban (yang dulu, entah kalau sekarang), mereka membakar buku-buku sastra, termasuk karya para sastrawan muslim. Padahal, sastra juga bisa menjadi sarana dakwah yaa.. Eh aku komen gini bukan utk mempertentangkan ya mbak..
Masya Allah baca cerita pengalaman mba Tuti dari dan selama ikut acara Multaqo ISBPI MUI ini kok jadi terharu. Maksudnya, setelah pandemi akhirnya terwujud juga acara yang super keren ini. Sejarawan dan budayawan Islam pun turut hadir demi terciptanya sinergi dan kolaborasi dengan ISBPI MUI dalam satu wadah.
ReplyDeleteSeperti mba Rien, aku juga suka banget dnegan kutipan milik Prof Dr. A Mukti Ali, yaitu "Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna". Maknanya dalam banget, aku simpan ya mbaak.
Tertampar sekali membaca bahwa "berdakwah itu bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja karena Allah telah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini. Harus siap mensiarkan Islam lewat berbagai aspek kehidupan."
ReplyDeletesemoga kita bisa dimudahkan berdakwah dengan tulisan yaaa jeng Sri
acaranya bagus dan memang membuka wawasan banget ya mba. Semoga berkah untuk perjalanan dan pertemuan ini
ReplyDeleteMasya Allah tabarakallah ini pengalaman berharga banget bisa ikut Multaqo LSBPI. Iya aku juga percaya kalau seni adalah wasilah dakwah, karena Allah juga menyukai yang indah2. Alhamdulillah bisa ikutan hadir mengantongi ridha suami juga ya.
ReplyDeleteAlhamdulillah perjalanan Bogor-Jakarta lancar ya mbak, dan hadir tepat waktu di tempat kegiatan. Walau sempat ada insiden di kartu e-money dan gugup karena nggak ada persiapan kartu vaksin dan aplikasi peduli lindungi.
ReplyDeleteTernyata lewat seni pun, sebenarnya umat Islam bisa juga berdakwah ya. Jadi seni bukan sesuatu yang mesti dihindari, justru harus dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan dakwah
Oh, jadi acara ini toh mbak yang waktu itu di grup ditanyakan kalau mau ke Hotel Sari Pasifik? Heheh mantap ya dari Stasiun Gondangdia berjalan kaki sampai tujuan. Anggap saja olahraga di pagi hari :D Multaqo LSBPI MUI ini event hebat yang beragama dan berkesenian dengan makna mendalam yang bermanfaat bagi masyarakat. Keren ada bukunya juga ya seni islami. Patut dibaca nih.
ReplyDeleteWiihhh acaranya keren banget nih kyknya. Keren nih mbak Sri mewakili FLP bisa ketemu banyak org2 yang menginspirasi terutama dalam bidang seni yang masih dibalut religi yaa.
ReplyDeleteXixxi kirain honda vario-nya nganter sampai Jakarta mbak :D
Alhamdulillah dapat pengalaman yang sangat berkesan ya mba. Dan karena sudah lama nggak bepergian jauh seorang diri, agak keder juga. Tapi syukurlah semuanya baik baik saja dan tulisan ini sudah membuktikan mba memang pantas hadir di acara itu :)
ReplyDeleteMasyaAllah tabarokallah.
ReplyDeleteSenaaanggg bgt ya mbaaa
Akupun pengin hadir d acara kyk gini
Penuh berkah ya mbaaaa
Masya Allah, Mbak berkah banget ya bisa membaur dengan para ulama di suatu perkumpulan begitu. Bikin takjub dan iri. Huhu...
ReplyDeleteKeren banget Teh bisa hadir di acara temu sastrawan dan budayawan MUI ini bisa menimba ilmu berharga dari peserta yang datang yaa, ada Bunda Helvy dan Ustazah Oki lagi, wah menyenangkan sekali...
ReplyDeleteWah, seru banget nih Mbak. Baru denger deh ada acara begitu. Pastinya ya dengan ikut acara ini jadi nambah ilmu dan nambah wawasan.
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteIkut senang dengan suksesnya terselenggara acara Multaqo LSBPI MUI 2022.
Memang benar yaa.. Ilmu yang baik adalah yang disebarkan dan ikut diamalkan oleh banyak orang dan menjadi indah karena ada seni yang mewarnainya.
Semoga semangat literasi islami bisa semakin dicintai generasi masa kini dan seterusnya.
Acaranya bagus ya bun..btw bun saya masih awam dg transportasi di jkt trutama kereta / mrt nah td bawa beberapa kartu, emang fungsinya beda beda ya bun. Bisa ga semua pakai emoney
ReplyDeletewhua keren banget nih eventnya. termasuk acara akbarnya MUI nih. Sudah saatnya gaungnya harus disebarkan kepada umat
ReplyDeleteWah keren mbak
ReplyDeleteAtas perjuangannya, bisa dapat kesempatan ikutan acara Multaqo MUI di Jakarta ini
Beruntung sekali bisa menjadi bagian event besar , Mbak. Berkat restu suami, perjalanan menjadi lancar dan Mbak selalu diberikan kemudahan.
ReplyDeleteMasya Allah, Mbak Sri.. selalu menginspirasi. Berkat izin suami ya, perjalanan ke Multaqo lancar, meski ada beberapa "drama" kecil. Hehehe.
ReplyDeleteLuar biasa pertemuan para seniman, budayawan, dan cendekiawan muslim Indonesia ini. Ghirohnya juga patut diacungi jempol, memotivasi kita semua untuk berkarya lebih baik lagi.
Terima kasih sharingnya, Mbak :)
Wah acaranya awal bulan Agustus ya, kebetulan banget saya juga di Jakarta mba tanggal segitu, sayang ga ketemu. Seru banget ya acaranya kayaknya dapat ilmu banyak pastinya dan saya baru tahu istilah multaqo ini, jadi nambah ilmu juga
ReplyDeletewah senang banget ya, mbak pastinya bisa ketemu dengan tokoh-tokoh penulis di Indonesia dalam acara ini. Salut juga nih sama mbak buat perjuangannya dari Bogor ke Jakarta. Jadi ingat dulu waktu ke jakarta asli deh bingung nggak berani sendirian
ReplyDeleteMasyaallah acaranya bermanfaat dan bikin merinding mbak. Tapi aku pernah denger bahwa musik itu haram, penyair itu kawan setan,hiks jadi mana yang benar? Apakah artinya semua musik haram?
ReplyDeleteAlhamdulillah, pendekatan agama melalui seni diakui ya mba. Keindahan yang dapat kita saksikan dapat meningkatkan keimanan pada Allah. Insya Allah seni dapat digunakan untuk syiar. Syair for syiar...
ReplyDeleteAku salut banget sama Teteh,bisa jalan sendiri kemana-mana mandiri. Meski terbatas hape juga tetap maksimal, keren banget deh. Ini acaranya berkesan ya, teh
ReplyDeleteMasya Allah, keren banget, Mba. Ini yg dibilang perempuan shalihah, berkumpul dengan orang2 shalih & shalihah, insya Allah. Ilmunya pasti bermanfaat banget ya. Mana tau anak2 nanti ada yg mau jadi seniman juga ya, Mba. Tentunya seniman & budayawan yg selalu dekat dengan Allah.
ReplyDeletewahh, keren banget, Mba, bertemu dengan banyak teman seniman dan budayawan muslim. Ilmu yang didapat tentu daging semua nih
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak, bisa hadir di event besar gitu.
ReplyDeletebisa ketemu orang-orang hits dan pegiat literasi juga ya.
melalui seni biasanya memang lebih mudah untuk menyampaikan suatu hal ya.
Daritadi saya cari arti dari Multaqo. Ternyata artinya perjumpaan ya. Jadi kebayang gimana serunya ya.
ReplyDelete